Rei tidak tahu, kenapa melewati Kota Tua bisa segini sesaknya.
Lalu pojokan resto A&W di stasiun itu. Tiap jengkal stasiunnya.
Rei tidak tahu kenapa melewati pusat perbelanjaan tadi buat sesaknya menjadi-jadi.
Rei tengadah, musik di earphone yang menempel di telinganya masih berdetak-detak kencang. Rei menyentuh pelan, menaikan volumenya ke titik maksimal. Ada yang jatuh di sudut matanya. Hampir-hampir ia pulang.
Tapi Rei tahu, semua harus selesai dalam 48 jam ke depan.
Kereta datang. Rei naik. Decitan rel yang sudah lama tidak familiar baginya, berbunyi di sepanjang perjalanan. Lagi-lagi Rei tengadah. Ada titik air yang harus segera dihapus sebelum para penumpang memandangnya aneh.
Rei menghela napas, menghadapkan wajahnya ke jendela.
Ada tetesan lain yang turun.
Tapi kali ini, Rei membiarkannya.
Roar
1 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)