Sempurna.

berbicara selalu lebih mudah daripada berbuat, begitu orang bijak berkata. jauh dari berkata, ada berpikir. Ya, berpikir kian mendahului semua kekata. Implikasinya, jika berbicara saja selalu lebih mudah dari berbuat, maka berpikir tentu lebih mudah lagi, bukan?

agaknya itu benar.

Jauh sebelum saya menikah, saat itu rok saya masih abu-abu pula :p, saya berpikir betapa idealnya pernikahan yang akan saya capai nantinya.Saya asyik membayangkan sebuah rumah tangga nan ceria, yang tiada kesedihan di dalamnya sama sekali.

Suami saya yang teratur shalat di masjid, membangunkan malam-malam saya untuk menegakkan lail, memberi nasihat-nasihat bijak, tergelak-gelak dengan anak-anak kami yang bergantian menggelayuti pinggangnya. Ah, sempurna.

Seiring, saya pun membayangkan bahwa saya akan jadi istri yang begitu shalihah. Pagi-pagi sekali sudah bangun menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah tangga. kemudian dilanjut dengan memasak sarapan untuk semua, bersempat diri berdandan setelahnya agar kian mewangi tatkala suami membuka matanya. Saya juga membayangkan wajah yang selalu penuh kasih dan keramahan menyambut suami pulang. juga tawa renyah dan rengkuhan hangat yang selalu terentang bagi anak-anak. Ah, sempurna.

Imaji saya juga mengonstruksi gambaran hari-hari kami yang akan disibukkan dengan berbagai kegiatan manfaat bersama. berjalan gandeng dengan bocah-bocah yang tawanya riang selalu. Lalu sesekali menyepi berdua, mengenang saat-saat romantisme sebelum anak-anak ada. Ah, sempurnanya..

Setelah menikah, hal-hal tersebut, alhamdulillaah, tetap saya temui. tetapi jujur, lebih banyak yang tidak.

Kesibukan saya dengan tugas-tugas di kampus, misalnya, tak jarang membuat saya pulang dengan energi sisa. Membuat tumpukan cucian dan setrikaan makin menjulang. juga kamar-kamar yang seharusnya disapa sapu.
Pun suami saya, kegiatannya berbisnis membuatnya hampir selalu pulang larut. Lail pun terlewat sudah. Bahkan kadang kami tak sempat berbincang sebelum tidur karena sudah sama-sama kelelahan.

Setelah 'Aqilla hadir, saya merasa jauh lebih buruk lagi sebagai seorang istri.
Tumpuk pekerjaan rumah tangga makin tak tersentuh. Hamdallah, Dzaky bukan tipe lelaki yang pilah-pilih tugas. Pernah saya memergokinya kasak-kusuk di dapur tengah malam. Ternyata, beliau sedang mencuci baju-baju kami.
Bukan cuma masalah pekerjaan rumah, saya pun merasa jadi jarang dandan. Paling tidak berpenampilan rapi. Letih bolak-balik ganti baju karena terkena "buangan"nya 'Aqilla membuat saya malas berapi-rapi di rumah. Kalo dipikir-pikir, kasian sekali Dzaky harus bertahan melihat istrinya yang kuyu saat dia pulang dalam kelelahan selama 3 bulan kemarin, ya. he he he.

Itu baru fisik. Emosi saya juga ikut naik turun sejak awal pernikahan ini.

Sebelum menikah dan banyak mengenal Dzaky, saya berkespektasi bahwa beliau adalah orang yang romantis. Kenapa? karena dulu Dzaky tergabung dalam tim nasyid. hehe, sebenernya ga nyambung sih, cuma kan saya mikirnya kalo nasyid itu kan seni, dan seni berbubungan dengan sensitivitas perasaan. Jadi, insyaalloh yang seneng seni, sensitif pula perasaannya. :p
Nyatanya? tidak. Dzaky tipikal orang yang serius. Saking seriusnya, pernah dia pulang dari Malaysia bawaian saya sekotak cokelat. kotaknya bebentuk hati dengan tulisan: "for the world, you might be someone. But for someone, you might be the world". Belum lagi geer dan senang saya hilang, Dzaky tiba-tiba berucap: "Eh, emang itu kata-kata artinya apa ya? aku main ambil aja yang sesuai budget".
buahahahaha.. lenyap deh geer saya.

Menikah juga bukan tanpa masalah. Dulu memang saya berpikir bahwa pernikahan saya akan mulus bak jalan bebas hambatan. Saya ingin menikah dengan ikhwan, dengan orang yang insyaallah meletakkan ketakukan pada Allah di posisi pertama dalam hatinya. Dengan begitu, dia akan sangat hati-hati sekali dalam berlaku pada istrinya.

Yeah, itu membuat saya lupa bahwa saya menikah dengan manusia.
Dzaky dan Tami pernah berantem? Iya dong. sering malah! hehe
Kok ga pernah kelihatan? di status fb ato blog juga nampaknya seneng-seneng aja? Kan ada aurat-aurat keluarga yang tak boleh dipublish ke publik, kawan.. :)

Pernikahan ini, jujur, benar-benar membuat saya belajar, a lot. sungguh banyak.
Saya bukan tipikal yang bisa menahan-nahan emosi. Saya ini meledak-ledak. Dan buruknya, kalo lagi keselnya kumat, rentetan kebaikan Dzaky tuh kayak kehapus. tinggal yang jelek-jeleknya aja. (Eh, apa ini juga dirasa sama semua perempuan ya? hehe).

Kenapa sih gak kayak gitu? gak kayak gini? huah, pertanyaan retoris batin itu udah sering banget kelintasan di otak dan hati. tanpa sadar, ekspektasi-ekspektasi itu membunuh diri saya sendiri. Alhamdulillaah, Allah masih berkenan menjaga kami saya. Ga lama setelah pikiran saya yang menuntut itu muncul, tiba-tiba ada aja hal-hal yang dilakukan Dzaky yang bikin hati saya trenyuh, lalu berucap "Masyaallah.. I'm marrying the right person.."

Dzaky memang ga banyak bicara. Ga suka debat. itu yang kadang bikin saya kesel.
Saya yang sangat senang bicara, selalu merasa perlu diberi tanggapan. sanggahan. atau bahkan, bantahan.

Lucu.
Saya tiba-tiba teringat pertanyaan awal yang saja ajukan padanya di awal-awal kami menikah dulu,
"Ay, kenapa milih untuk nikah sama aku? Kenapa ga sama A, B, C?" (nama akhwat disamarkan demi kelanggengan rumah tangga. hihi :p)
Dzaky cuma tersenyum. ga menjawab.
Berulang kali saya tanyakan hal yang sama, tetap ga dijawab.

Baru-baru kemarin agaknya beliau keceplosan mengenai hal itu.
Saat seorang sahabat bertandang ke rumah, konsultasi mengenai pemilihan istri.
Dzaky ketika itu berucap, "Yang penting fokus pada kriteria, bro.. satu kriteria aja!"
sahabat kami, yang masih jua bingung itu, lantas bertanya balik, "Nah, kalo ente Dzak, pas mau nikah, kriterianya apa?"
Dzaky terdiam, lalu menoleh pada saya sesaat, "Kalo ane sih jelas.. waktu itu.. kriterianya.. nyari ibu yang penyayang buat anak-anak.."
Doh, rasanya pengen nangis terharu aja deh kala itu. :')


Jujur, pernikahan bukan sebuah cerita fairytale yang nikmat saat dibaca. Ia sulit dilaku. bayangkan saja, kita yang biasanya bersendiri, bebas, dan hanya berkonflik dengan peran-leran pribadi, kini harus berhadapan dengan makhluk baru dengan sejuta pembawaan karakter serta latar belakang yang tidak kita ketahui sama sekali.

pernikahan juga bukan sebuah lukisan tanpa cela yang selalu membawakan warna-warna teduh dalam hidup. terkadang ada ceria yang tidak lama dirimbuni tangis menyesak. Ada tawa yang diikuti tekuk cemberut wajah. Ada kalimat-kalimat kasih, yang pada beberapa kali, justru mengiris-iris hati. Ada cinta membuncah-buncah yang mengalir terkespresi, tetapi jangan kaget ketika juga menemukan marah mendidih-didih yang berusaha rapat disimpan hati. Ada pemakluman. Ada kerling jernih. Ada keluh. Ada berbagi. Ada empati. tetapi tentu yang terpenting: Ada Illahi..

Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna,
tapi menerima pasangan kita dengan sempurna..
(Sakinah Bersamamu, Asma Nadia)


Teruntuk Ahmad Dzaky Hanif yang meminangku dengan namaNya demi keSEMPURNAAN diin kita. yang telah seSEMPURNA itu menentu kriteria dalam memilihku. yang mengajarkan betapa tidakSEMPURNAnya kita berdua. yang kian hari kian SEMPURNA dalam mendewasakan. do'akan Bunda, ya Bhiw, semoga Bunda selalu dituntun olehNya untuk dapat menerimamu dan anak-anak kita dengan SEMPURNA.

tulisan ini juga untuk kalian, sahabat tercinta yang baru saja menikah (Ka ci & Bang Kho, Diska&K'Tesar), yang akan merayakan setahun pernikahan (Hey, Ney! ^_^), yang sedang menanti hadirnya kaki kecil dalam pernikahan (Ibu Champ!, Adik Husnul), dan yang sedang berkasak-kusuk menyiapkan pernikahan (ga perlu disebut lah ya, kalo yang ini.. tunggu undangannya aja. hehehe). dan untuk sesiapa saja yang oleh Allah, digerakkan membaca tulisan ini. Teruslah merayakan cinta dalam penerimaan yang sempurna. Aku cinta kalian karena Allah.. :)

All I need is hug!

maaf kalo postingan sebelumnya rada curcol :p

Jadi gini, sebenernya saya lagi hectic berat gara-gara satu semester ini dilanda badai tugas berkepanjangan. plus beberapa masalah lain yang patah tumbuh hilang berganti (doh, ini bahasa apaan seh!).

Dan 2 pekan ini bakalan jadi puncaknya. Tugas pengganti uas yang tinggal 2 ekor lagi kudu saya kejar sebelum senin. juga kompre pelatihan 2 yang menunggu buat dinikmati. don't mention, jatah absen saya yang kudu cepet diurus kalo g mau nilai kuliah saya dicekal semester ini. Ahay, form penliaian magang juga belum usai.

overall, saya sedang sangat butuh liburan. serius deh. kepingiiiiin banget pergi ke manaaa gitu yang ga ada orang. tapi perginya bertiga sama Abhiwa n 'Aqilla. kepingin banget stay out from these things for just a few days. kayaknya bakal membantu sangat tuh.

Faktanya, saya belum bisa berasyik liburan ria mengingat tugas-tugas kuliah saya yang ngejibrek (ni bahasa apa lagek pula) itu. trus saya jadi bete sendiri deh. trus curhat di blog. ha ha.

Oke deh, balik ke topik yang mau saya bicarain di postingan kali ini.

Syahdan, di tengah kekalutan saya tentang tugas-tugas mencekik, Allah menaikkan lagi sedikit level ujianNya buat saya. yeah, Abhiwa jatuh sakit. suspect tipus n dbd, begitu dokternya bilang. Beriringan dengan itu, tante yang biasa tinggal bareng kami mendadak harus pergi (woman business, you know). Konsekuensinya adalah, saya jadi harus menghandle seisi rumah beserta penghuninya yang lagi terkapar ga berdaya. Ujiannya juga ditambah dengan 'Aqilla lagi pundung, rewel, jadi 3 malem berturut-turut jejeritan dan cuma mau tenang kalo dipeluk.

Jadilah saya berjibaku dengan semuanya. Hey, to tell you the truth, I'm not a superwoman. Jadi ceritanya tenaga saya udah mencapai tapal batas gitu. Dan bingung mesti gimana.. soalnya sebelum nikah dulu, kalo saya lagi ngalamin sesuatu yang out of my tolerance, biasanya saya ngabur keluar malem-malem. makan es campur atau sekedar liat bintang. Berhubung udah nikah, apalagi suami lagi sakit, ada bayi pulak, ga mungkin lah saya ngelakuin itu. Sempet kepikiran sih, tapi langsung keinget kisah istri Nabi Ayyub yang ngabur pas suaminya lagi sakit. Wehehe, takut durhaka saya. :p

Jadilah seharian kemarin itu saya curhat terus-terusan sama Allah di sujud dan do'a saya. Allah, aku cuma minta pelukan.. begitu kira-kira lafaz do'a saya.

Allah memang Maha Rahiim. Sayangnya luar biasa. saya cuma berdo'a, padahal ikhtiyar saya buat jaga keluarga ini belum maksimal, tiba-tiba aja semalam tadi rumah kami kedatangan 3 tamu spesial, yang tentunya, Allah sendiri yang mendorong hati mereka untuk kemari.

Mulainya dari the newlywed Ka Cici & Bang Kholid, sebenernya udah dari siang gitu mereka kirim pesen di fb, nanya boleh dateng apa ngga. Dan waktu saya tanya ke Dzaky, katanya nggak boleh. he he he. Maaf ya Ka ci & Bang Kho, rumah lagi kayak kapal pecah soalnya.. tapi memang jari-jari Allah yang bekerja ya, saya lupa gitu nyampein pesannya. Alhasil, pas saya inget mau nyampein, mereka langsung ngirim sms, "kita udah di kapuk.." Saya langsung nengok ke Dzaky dan dia ga bilang apa-apa, melainkan jalan ngeganti baju. Alhamdulillaah, come here you fellas!

Ka Cici & Bang Kholid dateng bawa roti bakar dua tampuk (tau aja kita belum makan!). dan kami pun berbincang lumayan lamaaaaa... Chiwa juga kayaknya seneng ketemu Tante nya itu. nangisnya mereda, bahkan sempet ketiduran di gendongan Ka Cici. Ga lama, tanpa diduga sebelumnya, Ibu Champ juga dateeeeenggg..!! Hooo, saya terharu sangad.. memang sih udah dari maghrib Tery bilang mo kemari. tapi saya bilang ga usah karena Dzaky nya juga masih lemes. Tapi dia tetep datang! Hiksss.. aseli saya terharu.. apalagi Tery dateng bawa dua bungkus soto plus nasi.. doh, rasanya pengen nangis aja deh.. mereka baik banget..

Alhamdulillaah, ba'da kedatangan tamu-tamu seru itu, Dzaky keliatan lebih sehat. setidaknya lebih ceria deh. Dan Chiwa juga jadi agak tenangan (nah, ketauan kan, jadi kalian yang ngerasanin dari kemaren? ;p). Energi saya pun terpompa lagi. Allah, saya ga sendirian! :D

not the least, tante cibuy yang sempet saya ajakin ketemuan di detos tapi nggak jadi. hehe, kapan-kapan ya buyyy..

Walaupun pagi ini kembali gloomy, tapi saya sangat terbantu dengan kedatangan mereka itu.. sampe terharunya saya sampe bikin status di fb

Today, I am asking Allah for a hug,
and you know what?
Allah gives me three hugs in a row!

I love you Puti Ayu Setiani, Rizky Eka Putri, & Tery Marlita!
:')

sepele, tapi signifikan. kau mungkin terkadang tidak menyadari bahwa sebuah pelukan bisa menjadi begitu berarti...



V.A.C.A.T.I.O.N

Dear Allah,
Whenever You read this post, please answer me on Your blessing.


May I ask for a rest? short vacation maybe?



Bunda Chiwa,
yang lagi kepengen banget menjauh dari manusia.


take it easy Tam, Allah bersama para Ibu hamil dan menyusui! ;p

'Aqilla Adinda Kita :)

Buuuun.. jilbabku kegedean niih.. :(


'Aqilla adinda kita yang sopan dan jelita
Angka SMP dan SMA sembilan rata - rata
Pandai mengarang dan organisasi
Mulai Muharam 1401 memakai jilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat pantasnya

'Aqilla adinda kita yang sopan dan jelita
Index Prestasi tertinggi tiga tahun lamanya
Calon insinyur dan bintang di kampus
Bulan Muharam 1404 tetap berjilbab menutup rambutnya
Busana muslimah amat pantasnya

'Aqilla adinda kita tidak banyak berkata
'Aqilla adinda kita dia memberi contoh saja

Ada sepuluh 'Aqilla berbusana muslimah
Ada seratus 'Aqilla berbusana muslimah
Ada sejuta 'Aqilla berbusana muslimah
Ada sejuta 'Aqilla, 'Aqilla adinda kita

(Bimbo - (aslinya) 'Aisyah Adinda Kita)

I wanna grow old with you..

Ketika kini, saat kita masih muda dan bersemangat, selalu ada cinta yang meluap-luap,
bagaimanalah nanti ketika untuk menyangga tubuh saja kaki kita tak lagi kuat?

Ketika kini, saat wajahku masih lurus dan mulus, lalu kau rasakan betapa mudahnya tersenyum berucap, "Cantikku..",
bagaimanalah nanti ketika disana hanya kau temukan keriput yang makin berkerut?


Ketika kini, saat suaraku begitu lembut menebar hangat kerap kali kau pulang ke rumah,
bagaimanalah nanti ketika pita suara tak lagi berputar semestinya hingga serak yang keluar bahkan menyerupai burung gagak?

Ketika kini, saat gigiku masih terususun rapi dan bersih. senantiasanya tersenyum semanis madu padamu.
bagaimanalah nanti ketika ianya tak lagi ada. hingga untuk mengunyahpun aku tak lagi mampu?

Ketika kini, saat daya ingatku kuat membantumu menghitung anggaran rumah per bulan, jua bonus-bonus bulanan rizqi kita dari-Nya,
bagaimanalah nanti ketika untuk mengingat namamu saja, aku perlu bekerja keras begitu rupa?




Ketika kini, aku begitu sehat hingga mampu mengerjakan semua: cuci, setrika, juga merapih rumah,
bagaimanalah nanti ketika tahu-tahu kau harus memapahku -yang tanpa daya- kemana-mana?




Ketika kini, aku dan kamu yang seringkali menghabis waktu berdua. menaiki motor menembus malam. atau menunggu bus menuju puncak berjam-jam lamanya. Lalu kita tahajjud di kaki shubuh ditingkahi udara dingin yang makin merapatkan,
bagaimanalah nanti ketika satu-satunya rekreasi yang dapat kita lakukan hanyalah mengurusi cucu-cucu?




Ketika kini, Sayangku, dengan mudahnya kau dapat menemukan berjuta alasan untuk mencintaku..,
akankah... akankah.. akankah itu tetap menjadi perkara mudah bagimu saat di hari nanti aku hanya mampu merepotkanmu?



Ketika kini lalu bagaimanalah..
ketika ketika ketika..
bagaimanalah jikanya nanti..


Ah,


Dapatkah, kita terus seerat ini, hingga nanti, Sayang?





I wanna grow old with you
I wanna die lying in your arms
I wanna grow old with you
I wanna be looking in your eyes
I wanna be there for you
Sharing everything you do
I wanna grow old with you
(I Wanna Grow Old With You, Adam Sandlers)

Stress nameless

Cerita kali ini tentang ASI.

Alhamdulillaah, sebelum 'Aqilla lahir, bulan ke-9 tepatnya, ASI saya sudah keluar dalam bentuk bercak-bercak sedikit di baju.
kemudian setelah 'Aqilla lahir, tepat saat ia baru keluar fresh from the oven ;), kolostrum saya juga langsung keluar dan berhasil IMD walau harus dibantu Ibu (karna saya pendarahan waktu itu).
Dan ga perlu waktu lama, sehari di rumah sakit, ASI saya langsung merembes ruah dan 'Aqilla minum dengan lahapnya. Alhamdulillaah..

Sejauh kemarin, pengalaman menyusui saya semuanya begitu lancar. Memang sih, awalnya sakit. Namanya juga ibu baru, fisik lumayan kaget dengan "gerusan" mulut bayi yang kasar dan tajam. awalnya sempet tuh ngerasa trauma, karena setiap habis nyusuin rasanya jadi nyut-nyut ga keruan, apalagi kalo pabrik susu nya kesentuh atau kesenggol (padahal ga sengaja), wiiihh.. bisa misuh-misuh berat saya. seru deh perjuangannya! sampe baret, lecet, kelupas-kelupas, hehe.. kadang kalo ga tahan, saya nyusuin Chiwa sambil ngeringis-ringis.

Walaupun begitu, semuanya tetep lancar. sakit yang dirasa cuma muncul sebulan awal, selebihnya udah cincay lah! hehe. ASI saya rasanya bener-bener melimpah buanget, apalagi ditambah frekuensi Chiwa minta mimik juga buaaanyaaak bangeettt.. ga heran deh kalo tu bocah sekarang udah 5,4 kg aja padahal baru 2 bulan (Alhamdulillaah,, sehat sehat ya, Cantik.. :)

Stok ASIP juga selalu kekejar. Sekali mompa, saya biasa dapet 160-200ml yang biasanya saya bagi ke 2 botol U* 1000. Tiap hari saya bisa mompa 2-3 kali, jadi dapet banget tuh 4-6 botol yang disimpen rapih untuk Chiwa selama saya kuliah. itupun seringkali masih netes-netes dan ngerembes ke baju saking banyaknya.

Semuanya begitu laaancaaaarrrr... sampe akhirnya pekan lalu, saya menyadari ada yang aneh dengan jumlah produksi ASI saya.

Ya, sodara-sodara, ASI saya tiba-tiba berkurang. ASELI. berkurang dalam jumlah yang sangat signifikan.

Awalnya saya ga begitu ngeh. cuma merasa aneh, kok pas saya kuliah seharian (dari jam 10 sampe jam 4 sore), tanpa mompa sekali pun, ASI saya belum penuh-penuh. nyut-nyutan juga ngga. padahal biasanya tiap 2 jam sekali, berasa banget kalo si pabrik ASI udah puenuh dan sakit kalo ga dipompa.


Sesampainya di rumah, saya langsung nyusuin Chiwa, as usual.
seselesainya aktivitas susu-menyusu itu, mulailah saya memompa ASI, mengingat di kulkas hanya ada 1 botol yang tersisa.
saya syok berat ketika ASI yang saya pompa ga kunjung keluar. huahhhhh.. paniknya ga kekira! Pasalnya besok saya mesti kuliah dan ga mungkin cuma ninggalin Chiwa dengan 1 botol ASIP di rumah..

langsung aja saya cerita ke Abhiwa, dengan sedikit terisak-isak. hehe. panik sih soalnya..
Abhiwa langsung keluar rumah nyari bubur kacang ijo dan sayur-sayur berkuah, sedang saya di rumah bolak-balik nenggak air hangat sambil komat-kamit do'a dalam hati supaya ASI saya penuh lagi.

 Oh iya, saya juga minum 2 kapsul transferfactor, si kapsul kolostrum canggih peningkat imun, yang berhasil nyembuhin batuk-pileknya Chiwa hanya dalam 3 hari.



Malam pun tiba. ASI saya ga kunjung penuh, ditambah Chiwa yang bolak balik minta mik susu. saya masih belum bisa mompa untuk stok ASIP besok.

Senin pagi, akhirnya saya menyerah. saya memutuskan untuk ga masuk kuliah dan tetep stay di rumah. saya langsung googling tentang masalah saya ini, alhamdulillaah, ternyata banyak ibu2 yang ngalamin hal serupa dengan tambahan tips yang mereka kasih di sana (makasih ya Moms, keep on writing. saya yakin untuk salah satu alasan ini lah menulis blog menjadi penting buat para ibu. *hugs!)

Akhirnya saya paksakan untuk mompa. walau cuma dapet 60ml sekali pompa (dulunya bisa sampe 200ml, bayangin coba!). sebodo amat. Chiwa harus punya stok ASIP yang cukup, walau itu berarti saya harus giat memompa tiap 2 jam sekali, ga peduli berapapun dapetnya sekali pompa.

Sambil setengah nangis, ngeliatin Chiwa, ditepukin bahunya sama Abhiwa, dan berdo'a, saya keep on pumping that day. saking kosongnya pabrik ASI saya, sampe-sampe rasa nyut-nyutan itu muncul lagi. persis kayak awal-awal menyusui.
sejujurnya saya makin panik, apalagi Tante yang biasa bantu jaga Chiwa bilang kalo demand ASI Chiwa nambah banyak selama saya kuliah. yang tadinya cuma ngabisin 3 botol @60ml, sekarang bisa sampe 6 botol! itupun padahal udah saya tingkatin isinya jadi @100ml.

Huhuhu.. seru banget deh minggu ini. baru kali ini saya ngerasain mompa ASI sambil nangis-nangis. sambil berulang kali marahin diri sendiri karena akhir-akhir sok makan sembarangan karna pede ASInya bakal banya terus.. seru bangeeettt.., sampe-sampe tiap pulang bisnis, Abhiwa ga langsung ngucap salam, tapi malah nanya: "Dapet berapa ml hari ini?" hiksss... saya terharu kalo teringat kata-kata suportifnya yang membantu saya untuk tetap positif kalo ASI saya bakal penuh lagi.

Dan saya terharu banget ketika kemarin, untuk pertama kalinya setelah seminggu "kekeringan", ASI saya ngerembes ke baju sepulang kuliah. Ya Alloh... itu bahagianya tidak terkiraaa.. saya langsung pompa sepulangnya ke rumah.. dan segera masukin freezer buat stok ASIP Chiwa.

Alhamdulillaah,sekarang produksi ASInya udah mulai lancar lagi. saya tetep konsumsi sayur berkuah, banyakin minum air, jus, dan susu. juga 2 kapsul transferfactor tiap harinya.

Setelah saya terawang-terawang lagiiii.. ternyata sumber pengurangan ini adalah stress akademik. heuheu..

berlebihan? nggak ah! tanya aja tuhhh, anak-anak psikologi 2007 sekarang. mukanya pada betekuk semua. hihi.. ;)

Yep. Proposal Penpsisos, CE Pelatihan, Verbatim Kuali, kuesioner anjab, dan bertumpuk-tumpuk lain tanpa saya sadari jadi beban yang bikin produksi ASI saya turun.. huhu.. stress nameless, jahatnya kamuuuu..

 dari kejadian ini, saya jadi bener-bener belajar.. kalo jadi Ibu itu bener-bener ga gampang. ga bisa lagi ngeremehin masalah makanan atau stress-stress-an. saya juga jadi bisa ngerti banget perasaan beberapa Ibu yang punya masalah dengan menyusui dan sampe terpaksa kasih anaknya sufor. karna memang saking paniknya, saya sempet muncul lintas pikiran buat beli sufor (yang langsung ditahan oleh Abhiwa, tentunya).

Mudah-mudahan, ke depannya ga ada lagi fase kekeringan macem gini.. cukup sekali aja.. saya ga tahan rasa sedihnya soalnya. sedih karena takut Chiwa kekurangan stok ASI.. T_T

Ya Alloh.., sayangi Ibu-ibu yang menyusui, langsung ataupun ga langsung, ASI maupun sufor..
karena mereka pasti cuma ingin yang terbaik buat bayinya..



btw, Insyaalloh kuliah saya tinggal 3 pekan lagi.. sehabis ini kami akan pindah ke Bandung. saya skripsi, dan yeaaayyy!! I will be a full time mom for beloved 'Aqilla. :D 
do'ain yaa supaya semester ini kuliah saya lulus semua..

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger