Rindu

Rindu adalah..
ketika kau punya sejuta sesak di dada yang ingin tumpah ruah.
kau tahu bahwa Dia selalu ada. hanya saja kali ini, kau butuh sentuhanNya. kau ingin rengkuhanNya.


Rindu adalah..
ketika ribuan ragu dan takut menggedor pertahanan terakhirmu. dan kau tak tahu apa yang 'kan terjadi di hari nanti.
ya... kau tahu Dia tak pernah pergi. hanya saja, kau benar-benar ingin dengar jawaban langsung dariNya. di saat itu juga.

Rindu adalah..
ketika sebait air menitik di ujung matamu. sedang tiada tangan yang menghapus melainkan hanya milikmu.
Sekali lagi, kau percaya bahwa Dia melihatmu lekat. hanya saja, batinmu memohon agar tanganNya turun langsung menyeka wajahmu.

Rindu adalah..
ketika bahkan lidahmu kelu menyebut keluhmu. Sebab ia sudah bernanah. sebab ia telah berkarat.
Lalu kau tatap rindu langit malam yang mengelam. kau tahu Dia di sana. tetapi matamu tak henti mencari-cari keberadaan wajahNya. Sebab kau ingin tumpah. sebab kau sungguh rindu..


Rindu adalah..
ketika syak menaiki kerongkongan. hati dan jiwa mu tak henti bertanya perihal takdir saat ini.
tapi kau rapal ulang selalu kekata Bunda Hajar: Sesungguhnya.., Dia tak kan pernah menyia-nyiakan kami!


Rindu adalah..
saat kau sadari jentik jari, bahkan teriakmu, tak cukup hentak untuk memperbaiki. Dan kau tahu kau lemah.. kau sadar bahwa batas mu hanya pada ikhtiyar.
Hingga setengah sadarmu menggigil dalam ratapan padaNya: Allah, aku butuh bantuanmu..




Rindu adalah ketik tulisan ini.
rindu.. rindu sekali..

#2

"Kemiskinan itu untuk dirasakan, bukan dibicarakan.."
(Hanif, 2008)


Patrikan dalan nurani, wahai diri.. agar Allah layakkan kau menjadi sebaik-baik pemimpin, pun sebaik-baik pasukan..

#1

semakin saya tatap gelapnya dunia ini

dan saya hirup pekat asapnya

semakin saya merindu Rasulullah, istri-istri, serta para sahabatnya..


Satu bidadari

Ruangan itu cukup luas. Dindingnya berwarna putih. Ada lemari besar berisi berbagai pakaian bayi. Juga bedak. Susu. Pampers. dan mainan berwarna-warni.

Ah ya, di sana juga berjejer 8 boks bayi. Tiap boks ada penghuninya.

Tempat itu.., Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah.

Awalnya saya, Dzaky, dan 'Aqilla datang ke sana hanya untuk mengantarkan fidyah. Setelah menyerahkan amanah yang dimaksud, si Akang resepsionis justru menyilahkan kami untuk masuk melihat lihat ke dalam,
"Ga mau lihat anak-anaknya, Mbak? Hayuk, kakak ('Aqilla maksudnya) ketemu sama adik-adiknya, sana!"


Dan masuklah kami ke dalam sana.

Ruang yang kami kunjungi adalah ruang bayi 1. Di sana, deskripsi tempat seperti yang sudah saya ceritakan di atas.
Hanya itu? Oh, tentu tidak.. Ada 8 bayi nan manis tengah lelap di sana.

'Aqilla sontak kegirangan melihat "teman-teman"nya. Satu-satu ia tunjuk dan senyumi. Ga beda sama Dzaky. Walaupun ga romantis (masih dibahas, Tam? hihihi), Dzaky ga bisa tahan lihat bayi bayi lucu itu di sana.
Pun saya. bayi-bayi itu sungguh manis! menyenangkan melihat mereka lelap sembari tersenyum damai. Ada satu anak perempuan yang bangun, Keisha namanya. Usianya 1,5 th. Mungkin karna kaget, dia nangis. Tentulah insting ibu-ibu saya teraktivasi. Tiba-tiba saja Keisha sudah ada di dekapan saya.

Iseng, saya tanyakan ke petugas, "Bu, anak-anak disini diantar sama orang tuanya karena ga mampu ya?"
Jawab si Ibu, "Nggak Neng, mereka dari rumah sakit."
"Maksudnya, Bu?" tanya saya lagi.
"Dari rumah sakit. Mereka ditinggal sama orang tuanya di sana.."


Saya gerimis. Saya hujan. Saya badai.

Mungkin pada saat bertemu pertama kali, bayi-bayi kecil itu sungguh tampak damai. Menyenangkan. Meneduhkan. Tawanya syurga. Tatapannya bintang.

Tapi pikir saya tak sampai sana: Anak-anak ini tak berAyah ataupun berBunda..


Saya punya bayi. hingga saya tahu bahwa bayi itu rentan menangis sepanjang malam. bahwa saat menangis mereka butuh pelukan. Tapi dimana Ayah Bunda saat mereka ingin dipeluk?


Saya ga tahan untuk ga nangis di tempat.
Keisha yang ada di dekapan saya bahkan ga mau saya turunkan. Penjaga di sana bilang, bayi-bayi di sini memang begitu. kalau ada pengunjung yang gendong, mereka pasti nangis pas di balikin ke boksnya.

Oh oke, itu cukup menjelaskan. bahwa mereka rindu Ayah Bundanya..

belum tergetar ya?
Bisa bayangin seorang bayi merah usia 2 minggu ga ada orang tuanya? bayi 2 minggu itu cuma bisa tidur di boks dan ga minum ASI?

Saya.. ga.. bisa mau.. bayangin..
itu terlalu sakit untuk dirasa..

Demi Allah, saya ga akan lupa bintang yang berpijar di mata-mata kecil itu.
dan Demi Allah, kelak mereka akan jadi saksi bagi Ayah Bundanya, atas dosa apa mereka ditelantarkan..

Demi Allah, Ayah Bunda mereka akan ditanya!

Ah, Allah.. mudah-mudahan ucap kami yang melangit di ruang itu di siang itu bertemu dengan takdirMu di langit: Izinkan kami bawa satu bidadari ini pulang, ya Rabb.. kerna sebaik-baik rumah ialah yang ada yatim Mu di dalamnya..









Seteru yang Saling Mencinta

Ramadhan ini, saya lagi baca ulang buku "Jalan Cinta Para Pejuang"nya Salim A. Fillah.
Fyi, buku itu udah saya beli dari kuliah tingkat 2 dan langsung saya tamatkan di hari itu juga. tapi ga tau kenapa.. justru efek membadai isi bukunya baru saya rasakan pas sesi baca yang sekarang ini.

Ada satu kutipan yang bener-bener bikin saya bergetar..

"Cintailah siapapun yang kau damba! Tetapi ingat, kelak kau kan berpisah dengannya jua.."
(Ucapan Jibril pada Rasulullah Muhammad SAW)

Aih, membacanya seperti menggeruskan dinding-dinding hati saya yang kotor luar biasa ini..

Sejujurnya saja, setelah menikah (terutama), tanpa sadar saya jadi merasa "memiliki" semua yang ada saat ini. Dzaky, misalnya. Ya.., saya (tanpa sadar) merasa memiliki Dzaky. Lupa kalo Dzaky pun bisa diambil sewaktu-waktu. Efeknya apa? Saya jadi kelewat tergantung. Kemana-mana mesti dianter lah. Susah ngambil keputusan lah. Sampe ancaman saya ke Dzaky tentang poligami (Huahahua,, ini mah gara-gara nonton PPT 5! :p).
Saya jadi lupaaaa.. kalau Dzaky cuma titipan.. kalau kebersamaan kami saat ini cuma sementara. kalau pada akhir perjalanan... saya bersendirian. Ya.. untuk urusan ibadah pun, (Allah, ampuni..), saya jadi SANGAT tergantung dengannya. termasuk dalam hal melejitkan 'amalan.


Rabbi, saya lupa bahwa di kubur nanti hanya kan ada saya dan 'amalan seorang diri..


Hiks, sedih sungguuuh kalau muhasabah untuk yang satu ini.. Saya merasa berkhianat padaNya.. pada 'amalan-'amalan saya.. harusnya tanpa Dzaky pun, 'amaliyah saya terjaga.. sebab bukan karna Dzaky saya beribadah.. seharusnya hanya pada Allah saya abdikan diri..

Allah.., tauhid saya terluka..




Padahal gambaran Kalam Allah sungguh nyata, tentang hari itu..
hari dimana mereka yang saling mencinta, sungguh mungkin saling berseteru..

"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur’an, ketika al-Qur’an telah datang kepadaku. Dan syaitan itu tidak akan menolong manusia”. 
(Al-Furqaan : 27-29)


"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." 
(QS. Az-Zukhruf: 67)


See? Cinta saya ke Dzaky ataupun sebaliknya sungguh ga menjamin bahwa kami ga akan berseteru di hari akhir..


Huwooo.. saya jadi makin mellow :"(
Apalagi di bulan Ramadhan ini, banyak banget dapet berita duka.. mulai dari Kakaknya temen, Ibu si kembar tiga (Allah, saya iri akan syahidnya.. izinkan.. izinkan.. :'), sampe yang terakhir Sahur On The Roadnya SMAN 28. Semua mengaduk tanya, "Akankah ini Ramadhan terakhirkuu?"


Omong2 tentang berita duka.. saya jadi keinget seorang adik kelas yang meninggal karna kecelakaan. Adik kelas itu perempuan, punya pacar.. sebut saja namanya F. Nah si F ini status fb sediiih mulu pas awal-awal bulan meninggalnya si adik. Pake bilang everlasting love segala, dan kawan kawan sejenisnya. Saya aja sampe terharu bacanya.. Eh tapi barusan saya cek, statusnya udah girang lagi (kalo g salah ini belom sampe bulan keenam meninggalnya si adik kelas). Ternyata, si F ini udah punya pacar lagi.. Dan status fbnya sekarang sama kayak status fb di awal-awal si adik meninggal. pake everlasting love2an segala. 


Bedanya?
Yap. Bedanya si objek sekarang udah ganti. Udah dapet pacar baru.


Duh, saya jadi belajar lagi... Betapa pada akhirnya kita benar-benar akan sendirian menghadapNya.
Pada saat meninggal, mungkin ada banyak yang menangis.. merindukan.. menulis status fb tentang duka yang mendalam.. dan  semacamnya.


Tapi bagaimana dengan 6 bulan, setahun, lima, atau sepuluh tahun kemudian?
Masihkah mereka berselimut duka yang serupa?


Allah.. ternyata hanya sampai situ arti sebagai manusia..


Ah ya, belum lagi membaca twit terakhir korban SOTR SMAN 28.. (dicek sendiri yaa.. ga tega nulisnya..); lalu membandingkannya dengan kematian seorang Ibu yang berjuang demi hidup kembar tiganya.
Keduanya diberi Allah hak hidup yang sama.
Tetapi cara mereka mengakhirinya yang kemudian menjadi pembeda.


Ah.., kematian memang hal ghaib yang tersimpan rapi di sisiMu..


Haaaa.. tuhkan jadi mellow lagi.. T_T


Allah, berikanku sebaik-baik akhir hidup.. sebaik-baik kawan perjalanan..


Dan untukmu, sesiapapun yang membaca, semoga kita pun nanti tidak kan saling seteru di hari akhir.. semoga pada kita lah Firdaus memanggil-manggil..


meski sungguh, jauuuh sekali diri ini dariMu..







cuma lagi kepingin nulis

Yaaaaayyyy.. Assalamu'alaykum semuaaa.. gimana kabar Ramadhan mu?

saya?
uhum.. Malu ah kalo ditanya.. masih ngejar target yang makin susah dikejar! :p
Ternyata jadi Ibu dari seorang bayi 10 bulan itu sungguh menjungkirbalikan dunia saya.
Bayangkaaaannn.. ketika saya lagi asyik tilawah, tiba-tiba aja muncul "seonggok" kepala kecil  yang berteriak, "Baaaaa..!"

kebayang ga sih gimana khusyuknya tilawah saya? >.<

Tapi 'Ala kulli hal, memang selalu ada yang bisa disyukuri dalam hidup..
Untuk tiap lembar mushaf yang tertunda, pasti Allah berikan waktu penggantinya.. Misalnya yaa.. kayak waktu gini nih, pas si bocil udah bobo. Lalu kenapa malah nge-blog, Tamiii?

Heee.. jadi Ibu memang luar byaaasaaa.. saya masih kagum beribu derajat pada sosok sosok shalihat macam (Alm.) Bu Yoyoh Yusroh juga Bu Wirianingsih yang bisa konsisten tilawah 3 juz perhari, pluss... mencetak anak-anak yang bisa menjaga diri mereka sendiri. Ya.. menurut saya, itu sih esensi anak hafizh/at. Bukan sekedar yang bisa bunyiin ayat Qur'an macam kaset murattal. Tapi deep down inside, mereka punya imunitas tingkat tinggi untuk tetap jadi yang tegar di tengah edannya dunia sekarang.

Eh, omong2 dunia, hari ini 17 Agustus ya? Waaa... Met milad Indonesiaku! Semoga kelak 'Aqilla bisa jadi generasi solutif untuk payah dan papa mu.. Kabulkan Rabbi, Allahumma Aamiiin..


Oh iya.. ada resolusi baru yang akan saya lakukan di tahun ini: Jadi Working Mom!
Haaaa... seperti menjilat ludah sendiri rasanya hihihi.. Tapi apa daya, uang pangkal sekolah 'Aqilla 13 juta getooohh.. saya khawatir ilmu2 psikologi ini menguar entah kemana selama masa rehat, padahal saya kepingin banget S2. Makannya, sekarang saya lagi nunggu panggilan dari beberapa tempat yang udah nerima CV saya. Do'akan yaaa.. 

Ah, kayak Doraemon rasanya. kepingin ini kepingin itu kepingin punya mobil akhir tahun ini. Eh yang dicoret itu, tolong dido'ain juga ya! hihihi.. Namanya juga manusia kepinginnya banyaaaak.. tapi first come first, harus selalu ada syukur yang mendahului.. syukur yang kalo di-list mah buaanyaaak bangeeet..

Kayak ini nih yang biasa Dzaky ingetin ke saya kalo lagi kambuh "istri galak"nya


1. Bersyukur bisa nikah muda (sedangkan di luar sana baanyaaakk yang susah buat nikah muda. terus galau. Eh, yang ini no offense yaaa! >.>)

2. Bersyukur udah punya anak (ga sedikit kan pasangan mapan luar biasa tapi belum juga diamanahi anak? Bahkan 'Aisyah nya Rasulullah pun ga merasai tendangan kecil di rahiim.. Uh, kalo inget yang terakhir itu rasanya ter-ha-ru bisa jadi Ibu.. :')

3. Bersyukur karena udah lulus kuliah (Heee.. yang ini mah Dzaky gampang ngingetinnya. Tinggal bilang, "Coba kan? AKU aja BELOM lulus kulieeaaah!" Sabar broo.. sabar.. hihihi)


4. Mengingat poin di atas, bikin saya bersyukur juga punya suami yang bertanggung jawab. Rela buat cuti kuliah setahun. Di saat seantero dunia (Lebay sih, hehe) meneriaki, "Sayaaang lagiii..". Dzaky tetep move on. Karena dia tahu, sejak akad itu diucap. tugas utama dia ya sebagai suami saya! Bukan mahasiswa..

5. Bersyukur karna... Ah, banyaaaak lah pokoknya! Kalo di list semua kapan gw twitterannya tilawahnya? Heee.. Malu daku tiap cek tilawah di liqo-an, ketinggalan sama yang laiin.. padahal isi liqo-ku ummahat alias ibu2 semua.. tapi tilawahnya luar biasoooo..

Yap begitulah.. malam ini cuma kepingin nulis aja.. kangen sama blog ini. mudah2an manfaat dan ga ada mubadzir di dalamnya..

Ayo semangat! Selalu ada Allah Yang Maha Baik kan  di segala cuaca? :)

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger