Harusnya

Harusnya... saya yang masih berusia 20 tahun sekarang, tengah menikmati kegiatan ini itu.

Harusnya... saya yang (bahkan) belum masuk fase dewasa muda ini sedang seru-sibuknya bergabung dengan berbagai rupa kepanitiaan, atau masuk BEM UI.

Harusnya... saya punya kebebasan yang luas untuk pergi kemana saja: mengikut rihlah, berpetualang menjelajah, menyesapi ilmu di berbagai pertemuan kajian, atau -ah, sungguh saya rindu- memuarakan segala yang meletup di sepertiga malam mabit.

Harusnya... saya masih jadi mahasiswi kost-an yang cukup memikirkan diri sendiri.

Harusnya... saya bisa pergiiiiiii keluar masuk mall atau FO buat nyari baju atau gamis atau jilbab atau bergo tanpa perlu ada yang nyemberutin.

Harusnya... saya bisa online KAPANPUN saya mau. dimanapun. dengan situs apapun (kecuali yang bakal kena UU APP cencunya :p)


Harusnya... saya bisa bangun dan tidur (lagi-lagi) kapanpun saya sukaaaaa

Well yeah, seharusnya saat ini saya lagi hanging out somewhere sebagai reward atas rampungnya skripsi saya.

Eh, omong2 soal skripsi, kayaknya harusnya saya bisa deh lulus 3,5 tahun dan ga molor ke 4 tahun.

Terus, saya juga harusnya bisa jadi mapres psiko di semester 6 lalu.


yang terjadi adalah...


Saya yang belum lagi berusia 21 tahun ini harus bangun super pagi tiap hari untuk masak.

Saya harus tidur-bangun mengikuti jam biologis anak saya kalo ga mau tepar


Saya harus senantiasa dandan super-cepat setiap mau pergi mengingat suami saya adalah orang yang saaangat  penyabar tidak suka menunggu

Jalan-jalan? Haha, boong ding, lebih tepat disebut dengan bepergian keluar rumah "seperlu"nya.

Oh iya, saya juga mesti nenteng tas penuh popok, baby wipes, waslap, dan baju ganti. Hal itu mutlak bikin tas saya berisi barang-barang 'Aqila seorang! (saya cukup bawa dompet dan hape)

Apalagi? Oh ya, saya jadinya lulus di tahun keempat kuliah.

Mapres? kompetisinya saya tinggal. Kenal flek pas hamil, jadi kudu bedrest bertepatan dengan deadline pengumpulan karya tulis mapres.

Saya udah sidang looohh.. tapi ga ada ceritanya hura-hura selepas skripsi. reward saya cukup dengan kumpulan dorama Jepang di laptop. Itu pun hanya bisa ditonton pukul 10 malam ke atas. Atau lebih tepatnya, setelah 'Aqila tidur malam.




Harusnya...

Harusnya kan saya belum perlu mikirin anggaran rumah tangga.

Harusnya juga saya ga mesti hemat sana-sini tuh, dulu uang bulanan dari Ayah selalu lebih dari cukup.

Harusnya... Harusnya... Harusnya...




Tapi tahukah, Kawan?
Saya bahagia dengan hidup saya yang sekarang. Bahagia. Amat.


Dan itu cukup membayar segala "harusnya" yang terlewati. Cukup. Lebih dari cukup.


Hey, Syaithan, bisikan burukmu ga mempan tahu buatku! :)

¡Compártelo!

1 komentar:

Dahlia Ratnasari

Tami, tau nggak, ini nih yang aku sebut dengan...
"Setelah menikah, masalahku bertambah banyak. Tapi herannya aku lebih bahagia. Dan setelah punya anak, masalahku lebih runyam lagi. Tapi aku semakin heran, karena ternyata aku merasa lebih bahagia..."

:)

Posting Komentar

Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger