Bismillaah..
Sore itu, aku dan A'a meluncurkan sepeda motor ke kawasan Juanda, Depok, untuk bertandang ke rumah salah seorang kakak kelas kami di SMA dulu. :)
Tidak ada maksud khusus, hanya kasih sayang dan rindu ukhuwwah lah yang membuat kami melangkahkan kaki ke sana. Selain itu, sang istri tuan rumah juga baru saja melahirkan anak keduanya sedang kami belum juga sempat menjenguk.
Bang Erwin dan Mba NW, begitu kami biasa menyapa keduanya. Dua orang alumni SMAN 13 yang sama-sama berasal dari angkatan 1999. Keduanya pun melanjut ke UI. sang suami di FT, sedang istrinya di FMIPA. Mereka menikah ketika aku dan Dzaky masih duduk di kelas XI SMA. Kebetulan, Dzaky jadi salah seorang panitia walimah mereka dulu.
Bang Erwin dan Mba NW sudah dikaruniai dua orang jagoan yang shalih, Fathi dan Azka, namanya.
Keluarga mereka adalah keluarga spesial yang menginspirasi! 4 jam kunjungan kami benar-benar terbayarkan dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. tentang parenting, khususnya. Alhamdulillaah, mungkin ini yang disebut dengan berkah silaturrahim.
Selama ini, sudah banyak teori yang saya pelajari tentang perihal urus-mengurus anak ini. Tapi ternyata, kunjungan singkat ke keluarga mereka jauh lebih mendidik saya dibanding setumpuk teori psikologi! ;) he he he..
Benar-benar keluarga yang menginsipirasi! Maka saya dan suami pun ga heran melihat Fathi, anak pertama mereka, sudah fasih berbicara di usianya yang menginjak 2 tahun. bukan hanya sekedar berbicara, tapi isi bicaranya jauh dari kata-kata kotor dan ga pantas, seperti yang dewasa ini banyak saya dengar dari anak-anak tetangga. Fathi juga sudah lancar berdo'a. Bukan cuma hapal! tapi ia pun selalu mengucapnya sebelum melakukan aktivitas-aktivitas.
Kalo Azka? hehe.., saya ga bisa observe lebih jauh. karna waktu kami bertandang ke sana, Azka masih jadi bayi mungil berusia 3 bulan. tapi, dari perlakuan Ummi Abi nya, saya sih bisa mastiin, insyaallah Azka akan jadi se shalih kakaknya. Amiiiin.. ^__^
Nah, berdasarkan observasi kecil-kecilan yang kami lakukan pada keluarga ini, ternyata Bang Erwin dan Mba NW memang menerapkan konsep parenting yang baik. juga Qaulan Sadida. Apaan tuh? hehe, makannya baca postingan saya yang ini.
Berikut beberapa hasil observasi yang kami dapatkan dari keluarga yang menginsiprasi ini..
1. Ga ada TV. Yeah.., kayaknya emang makhluk yang satu ini bener-bener jadi hal yang mesti dijauhin ya, kalo mau ngebentuk anak-anak yang kukuh jiwanya? Habis, kalo baca pofil keluarga shalih, pasti syarat utamanya ini: Ga ada TV.
Yap, di rumah Bang Erwin dan Mba NW, cuma ada laptop di ruang keluarga. TV ada sih, tapi cuma digeletakin aja di kamar tamu, yang notabene ga ada penghuninya.
Laptop yang dipajang di ruang keluarga pun berisikan berbagai macam video edukatif anak yang memang di-setting sesuai dengan umur anak. Misalnya Barney dan Thomas and Friends. Jadi, ga ada sejarahnya tuh kita bakal nemuin film-film bergenre kekerasan yang menyelubung diri dengan kategori: pahlawan anak-anak. macem power rangers, atau dragon ball.
Fathi dan Azka, kompak main laptop! :D
2. Say, "Assalamu'alaykum", setiap menemui anak. Ini nih yang jadi pemandangan baru buat saya dan Dzaky dalam dunia parenting.
Bang Erwin dan Mba NW membiasakan diri mereka untuk selalu berucap salam tiap kali menemui sang anak. Misalnya aja nih, Azka nangis di kamar, entah karna haus atau sebab lainnya. Ketika Abi atau Ummi nya masuk kamar untuk menggendong Azka, mereka selalu mendahulukannya dengan senyum tulus, kemudian berucap, "Assalamu'alaykum, Azka.." Wiiih, sejuk deh dengernya.. ^_^
Mungkin kita bakal bertanya-tanya, buat apa ngucap salam segala? kan si anak belom ngerti. Hmm, jangan salah.. Ucapan salam itu kan do'a. Do'a yang mempererat kasih sayang. Maka dengan memberi salam tiap menemui anak, itu berarti kita sedang mendo'akan mereka sekaligus mengeratkan kasih sayang antara ortu dan anak.
Subhanallaah ya? Sepele, tapi sangat sangat signifikan.
3. Memberi pilihan. Yap, Bang Erwin dan Mba NW tidak pernah otoriter terhadap anak-anak mereka. apalagi memaksa. Fathi dan Azka dibesarkan dalam budaya memilih. mereka diajari untuk mengambil keputusan sedari kecil. Mulai dari hal-hal yang sederhana.
Misalnya aja nih, waktu kami berkunjung ke sana, ada momen dimana Fathi meminta diambilkan minum pada Abi nya. Kalo ortu biasa bakal ngambilin minum di gelas dan langsung menyorongkannya pada si anak, kalo ortu ini justru engga!
Sebelum mengambilkan, Abi Fathi terlebih dulu bertanya, "Mas Fathi mau air yang dingin, sejuk, atau hangat?"
Fathi pun menjawab dengan senyum lebarnya, "Sejuk!"
Abi Fathi, "Okee, baiklaaaah.." dengan seyum yang tak kalah lebarnya.
Wahhh, saya sih ga heran kalo gedhe nanti mereka punya potensi besar buat menduduki jabatan mas'ul atau Ketua Lembaga. Hehe..
si Calon Ketua Lembaga Kampus. hehe..
4. Mencintai Adik. Bagaimana dengan siblings rivalry? Mmm, berdasarkan diskusi antar para suami (A'a dan Bang Erwin), Fathi dan Azka pun sempat mengalami kecemburuan macem ini. Bahkan di awal-awal kelahiran Azka, Fathi sempet tuh mau ngedudukin adeknya. Walah! ;)
Alhamdulillaah, sekarang nggak lagi. Karna sejak Azka masih di perut, Ummi nya udah rajin mengenalkan Fathi pada makhluk baru yang akan jadi adiknya itu. Tiap hari Mba NW selalu mengajak Fathi untuk mengelus dan mencium perut Umminya.
Setelah lahir pun, Mba NW aktif mengajak Fathi untuk turut andil "mendidik" adiknya.
Sebagai contoh, saat Azka masukin tangan ke mulut, Mba NW sontak berucap,
"Wah, tangannya kok dimasukan ke mulut? tangan itu harusnya buat apa ya Mas Fathi?"
Fathi yang ditanya, nyengir, lalu menjawab, "Buat makan!"
"Iya, buat apa lagi?"
"Buat taro jam tangan!"
"Pinter.. kalo gitu, kasih tau adeknya, Mas, biar ga masukin tangan ke mulut, ya.."
Fathi berputar pada sang adik lalu berucap, "Azka, tangannya bukan buat lomot-lomot yaaa.."
(*lomot-lomot itu maksudnya diemut-emut, :)
Dengan metode seperti itu, Fathi ga lagi merasa "tersingkirkan" posisinya di rumah. Malah, dia jadi bangga karna punya peran baru sebagai seorang kakak.
Mas Fathi sayang Azka.. ^_______^
5. biasakan Memuji. Memuji anak? apa sih pentingnya?
wih, jangan salah! karakter anak terbentuk justru di awal masa kanak-kanaknya. Dan pujian, akan menjadi penguat pembentukan karakter anak di masa yang akan datang.
Begitu pula yang dilakukan oleh Bang Erwin dan Mba NW terhadap anak-anak mereka.
Fathi dan Azka tiap harinya diisi dengan pujian-pujian yang akan menguatkan jiwa mereka, seperti
"Anak Shalih" atau "Subhanallaah, anak Ummi pandai sekali.."
Bahkan, mereka pun ga segan memuji anak di depan orang lain, untuk menunjukkan betapa mereka sangat membanggakan anak-anaknya, seperti
"Ini anak Shalih-nya Abi loh, Oom..," ucap Bang Erwin sembari menimang Azka, plus tersenyum bangga.
6. Selalu ada Maaf, Tolong, dan Terima Kasih :). Hmm, biasanya para orangtua, gengsi kan untuk sekedar mengucap tiga kata di atas? Padahal menurut saya pribadi, tiga frase tersebut justru menunjukkan kerendah hatian orang tua terhadap anak-anaknya, bukan justru menurunkan wibawa mereka! Dari pasangan orangtua ini pun saya belajar, bahwa melalui kerendah hatian untuk terbiasa mengucap tiga hal tersebut kepada anak, akan membuat anak merasa dihargai. Dan kelak, anak pun akan dengan mudah menghargai orang di sekitarnya.
Seperti yang terjadi antara Mba NW dan Azka, anak keduanya, ketika kami bertandang ke sana..
Mba NW : "Azka Shalih, hari ini belum tersenyum ya, buat Ummi? Ummi tolong minta senyumnya boleh?
Azka : *masih sibuk mengoceh. belum senyum.
Mba NW : "Sayang, boleh ya, Ummi minta senyumnya? ayo, senyum.." *sembari mencubit lembut pipi Azka
Azka : *masih belum senyum
Mba NW : *sembari memegang pipi Azka. "Ayo Nak, senyum.. senyum.. senyum.."
Azka : *Akhirnya nyengir sedikit
Mba NW : "Alhamdulillaah.. terimakasih ya, sudah tersenyum buat Ummi hari ini.."
Subhanallaah, sejuk sekali ya mendengarnya?
Ummi dan Azka
7. Katakanlah, Qaulan Sadida. Apa sih Qaulan Sadida itu? Qaulan Sadida adalah perkataan yang benar, baik dari segi substansi maupun redaksi. Mudahnya, Qaulan Sadida berarti kita belajar untuk senantiasa menyampaikan informasi yang faktual. yang sebenarnya.
Biasanya nih, kita sering kan denger orang tua yang berkata, "Ibu pergi sebentar kok, cuma mau ke warung depan!", dengan tujuan agar si anak tidak menangis- padahal tujuan perginya adalah ke kantor.i
Nah, model perkataan seperti itu, bukan Qaulan Sadida namanya.
Memang sih, itu bakal jadi shortcut yang sangat membantu ortu mendiamkanan anaknya. tetapi perlu diingat, anak adalah makhluk yang jiwanya akan bertumbuh dalam tiap kata yang kita ucapkan kepadanya.
Dan berkata bohong (walau tujuannya baik, sekalipun), akan membuat si anak terbiasa dibesarkan dalam kebohongan. dalam kepura-puraan.
Bukankah akan lebih sejuk ketika orang tua berangkat kerja, lalu mereka mohon pamit dengan baik-baik kepada si anak. Memberi pelukan sayang, juga do'a yang menentramkan bahwa perginya Ayah Ibu mereka pun sejatinya untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka?
Biar saja si anak belum paham. Biar saja ia menangis sesenggukan. Tapi setidaknya, kita sudah belajar untuk tidak membiasakan kebohongan bagi mereka. ya kan? :)
Begitu pun yang saya pelajari dari Bang Erwin dan Mba NW. Di saat kunjungan kami hari itu, Bang Erwin bersiap keluar untuk membeli makan malam. Kebetulan, motor beliau tidak bisa dihidupkan. Bukan rusak, tetapi karburatornya sedikit kemasukan air hujan. Jadilah beliau berangkat dengan menggunakan motor suami saya.
Sebelum berangkat, Fathi bertanya pada Abi nya.
"Abi naik motor siapa?"
"Naik motor, Oom Dzaky, Mas."
"Motor Abi kenapa?"
"Motor Abi rusak.," Bang Erwin menjeda sebentar, kemudian melanjutkan,
"Emmm.. sebenernya bukan rusak sih, Mas.. tapi karburatornya kemasukan air kayaknya, jadi sulit dihidupkan deh motornya.."
Wah, saya kagum sekali mendengar penjelasan Bang Erwin terhadap Fathi.
Logika aja ya, anak usia 2 tahun mana ngerti dan peduli sih tentang karburator yang kemasukan air? tahu aja nggak.
Dan dengan mudahnya, padahal, Bang Erwin bisa aja cuma menyebut "motor Abi rusak", kemudian perkara selesai.
Tetapi tidak! Beliau justru memilih jalan panjang. jalan kejujuran. Biar saja anak belum paham. Biar saja ia belum mengerti. Yang penting mereka diberikan kejujuran. dan orang tua pun menjadi terbiasa jujur pada anak. Hmm, ternyata jadi orang tua itu juga berarti belajar, ya.. ^_^
wajah cerah anak-anak yang dibesarkan di jalan kejujuran!
8. Nah ini yang ga kalah penting, Abi Siaga dan Ummi Cerdas .
Mendidik anak sejatinya memang bukan cuma peran Ibu, tapi jadi perpaduan kerjasama yang baik antara suami dan istri. Di keluarga ini, kelihatan banget loh kalo Bang Erwin dan Mba NW sudah sangat sevisi dan semisi dalam mendidik anak-anak mereka. jadi insyaallah ga ada tuh disonansi nilai di anak-anak mereka.
Begitu pula yang terjadi di keluarga menginspirasi ini. Bang Erwin sebagai suami, ga segan-segan mengganti popok Azka yang basah, atau menggendongnya di saat sang Ummi sedang makan.
Bang Erwin juga menyempatkan diri untuk bertanya, "Perlu bantuan apa, Mi?", ketika sang istri sedang menyiapkan makan malam untuk kami hari itu.
Dan dari perbincangan antara beliau dan A'a (yang kemudian diceritakan A'a pada saya), terlihat bahwa beliau memang aktif berperan dalam mendidik Fathi dan Azka. Ya, bukan cuma tanggung jawab sang Ummi!
Maka wajar, kalo Fathi terlihat dekat dan ga canggung dengan Abinya. Beda tuh sama anak-anak yang sering saya temuin. Biasanya kalo sama sosok "Bapak" mereka segan, canggung, atau takut. Lebih banyak nempel ke Ibunya. Tapi untuk keluarga ini, Fathi dan Azka sepertinya mendapat proporsi kasih sayang yang seimbang dari keduanya..
Hmmm, what a great family!
****************************************************
Dan inilah wajah para anggota keluarga yang menginspirasi itu.:
&
Alhamdulillaah, ternyata silaturrahim itu berjuta manfaatnya.
Jazakumullah ya Bang Erwin dan Mba NW,
semoga lain kali Allah memberi kelapangan bagi kami untuk berkunjung lagi.. ^______^
9 komentar:
subhanallah..
wah tami..
beneran inspiring..
emang pengalaman jadi guru yang paling berharga ya.. belajar dari pengalaman orang lain yang berhasil mendidik anak2nya bener2 lebih aplikatif dari sekedar teori2 di kuliahan, hehe.. jadi modal awal lah ya itu teori2nya :)
nanti kita banyak sharing ya tam, hehe
@ina_ys: yap, emang subhanallaah banget keluarga yang satu ini.. selalu damai tiap mengunjungi mereka.. :)
@Ka Nisa: eh, ada nyonya Ikono,
hayuk2 lah kapan2 kita benchmarking. hehehe :)
Subhanallah..
saya pernah mendengar sebuah kajian baru2 ini dari konsultan parenting yang juga ustadz. Beliau berkata ucapan salam atau kalimat2 toyyibah yang disampaikan kepada anak ketika membangunkannya di pagi hari dapat membuat sinapsis yg ada dalam otak anak 80% lebih baik kerjanya. dampaknya adalah anak dapat menyerap kosa kata yang lebih banyak di hari itu.
:)
Subhanallah... posting-an yang cukup panjang, tapi bermanfaat sekali. Semoga... (sebuah doa di dalam hati, naik ke langit. Semoga Allah berkenan)
Ibu, ikut lombabog Depok lagi yuk! meski namanya sekarang jdi mobile application festival, tapi utk kategori ibu rmh tangga yg dilombakan tetap menulis blognya kok, buka http://depokcybercity.com ya..
mantap bu,..
sekedar share video bayi yg cute banget senyumnya
http://bit.ly/o3MJIv
subhanallah..
benar-benar ispiring bangeet..
mkasii ya mbak tami atas share nya..
jadi nambah ilmu buad jadi orangtua yang baik nantinya..
insya Allah..
Posting Komentar
Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)