Ini tentang kisah. tentang cerita.
Ah ya, tak hanya satu. atau beberapa. tapi banyak.
juga bukan saja dari masa awwalun dahulu, melainkan juga kini.
Ini bisa tentang aku. tentang kamu. kalian. kita. siapa saja.
Ini tentang sebuah ketakjuban.
tentang sesuatu yang semestinya bisa kita sadari setiap saat. setiap jenak.
ini tentang sebuah frase syurgawi; ketika kau mengatakan, bahwa itu karena Allah..
Mari, mari. izinkan secarik ini berbagi... bismillaah..
*********************************************************************************
Ini kisah tentang seorang wanita shahilah lagi mu'minah. Siti Hajar namanya.
tentu, kita ingat bahwa dalam sejarah hidupnya, pernah ia ditinggal oleh sang suami, Ibrahim alaihimussalam..
begini, agaknya mesti saya hadirkan kembali ilustrasi peninggalan itu..
Di siang terik itu, kala melangkah kaki sesosok besar berwajah teduh. Subhanallah.. , santun nian tunduk kepalanya…
Beriring di belakang, seorang Ibu berwajah welas, bertutur asih. Berulang ia memandang sekitar. Menatap punggung suaminya. Menoleh pada wajah polos yang tengah pulas di pelukannya. Berulang: sekitar-punggung suami-si polos , dan lagi: si polos-sekitar-punggung suami.
Begitu, berulang-ulang.
Menataplah sang Ibu atas tanah tandus tak bertuan di sekeliling, kala ia, sosok besar berwajah teduh itu menghenti langkah.
Terkejut. Lelah. Tak mengerti.
Ah ya, belum usai letih perjalanan yang ia rasakan. Belum jua ia mampu berpikir jernih, sang lelaki mulai beranjak menjauh. Menjauh, meninggalkannya. Meninggalkan mereka.
Paraunya, “Yaa.. Ibrahim, apa yang kau lakukan dengan meninggalkan kami disini?”
Tidak menoleh! Suami tetap melangkah mantap. Mempercepat.
Sekitar disapu pandang, Allah.. apa-apa ini? Apa lagi kini?
Tegas. Sedikit ia keraskan suara, “Yaa.. Ibrahim, apa yang kau lakukan dengan meninggalkan kami disini?”
Coba lihat, dengar, dan rasakan! Betapa parau itu mencabik-cabik hati sang lelaki. Hingga langkahnya pun melamban. Hatinya dilema, terbelah dua, Allahu Rabb.. aku tiada mengerti makna perintahMu ini.. sungguh pun…
Tetapi ia, suami, tidak berhenti menjauh.
Di tengah kebingungan. Padang gersang tak bertuan. Tanah tandus tak beroase. Tiada penghidupan. Hampir-hampir tiada yang mampu menjadi sumber kehidupan.
Dalam kepanikan. Dalam kekhawatiran. Dalam kecemasan. Lihat, dengar, rasakan…
“Tunggu! Suami ku, adakah ini perintah Allah?”
Cukup. Hanya dengan dua kali panggilan berulang yang tak terjawab, keimanan kini mengambil alih. Menggubah kata tanya dalam serta merta. Hingga ia, sang suami pun tercekat. Berhenti ia. Memutar.
“Ya, duhai istriku… ini adalah perintah Allah..”
Dan, ini adalah fragmen menyejarah favoritku.
Di tengah kebingungan. Dalam kepanikan. Dalam kekhawatiran. Dalam kecemasan. Dalam ketidakjelasan. Dalam letih yang menyesak-nyesak. Dalam buruk sangka yang bertambah-tambah.
Namun ikhlas itu,,
Mari-mari… lihat, dengar, rasakan…
“Jika ini adalah perintah Allah… maka sungguh ia tidak akan menyia-nyiakan kami!”
Dan sang Ibu, Siti Hajar yang mulia, kembali pada tempat Ibrahim meninggalkannya semula. Kembali. Tanpa negosiasi apapun. Tanpa buruk sangka.
Ia hanya tau, bahwa Allah menyuruhnya begitu. Maka begitu..
Karena yang ia tau hanyalah bahwa Allah, bersama ku…
Itulah kisah pertama.
Siti Hajar, rela ia ditinggal. tanpa banyak tanya. hanya karena satu ucapan : ini perintah Allah.
Maka sudah. bagi ia, urusannya hanya sampai situ. itu perintah Allah. Maka akan begitu. Maka baginya Lillaah.. , ini karena Allah..
Ia melompati batas kemanusiawiannya.
itulah satu contoh pembuktian frase syurgawi itu: ketika kau mengatakan, bahwa itu karena Allah..
**********************************************************************************
Lalu kisah satunya lagi. kali ini tentang seorang pemuda shalih, tampan, lagi beriman.Hanzhalah , begitu sejarah mencatat namanya.
Hari itu adalah hari terindah dalam hidupnya: ia menikah!
Ya, baru saja ia menjemput seorang bidadari duniaNya melalui serangkaian akad yang agung.
Maka tentunya, malam itu akan menjadi malam paling indah dan berharga sepanjang umur sejak ia dilahirkan.
tapi nyatanya, uji keimanan pun datang.
Panggilan jihad itu memanggil. malam ini juga. semua telah bersiap. kuda-kuda. senjata. para pemuda. Rasulullah. semuanya.
Ah, kasian Hanzhalah, baru saja ia usai menunaikan "shadaqah" untuk pertama kalinya pada sang istri; seruan Rasulullah langsung bertalu. mengisyarat semua untuk bersiap. semua yang tiada memiliki rukhsah . semua, tanpa kecuali .
Allah..., bahkan ia belum sempat menjinabatkan hadats besarnya
Bimbanglah ia tentu. bayangan shalihah yang baru saja dijemputnya tadi pagi menari-nari di pelupuk mata. bagaimanakah ia bisa meninggalkan seorang wanita yang baru saja berumur beberapa jam sebagai istrinya?
Namun, sebentar.. lihat, dengar, rasakan...
keimanan mengambil alih. Hanzhalah berangkat. tanpa sempat berjinabat. dalam keadaan berhadats besar.
Ia hanya tau, bahwa Allah menyuruhnya begitu. Maka begitu..
Karena yang ia tau hanyalah bahwa Allah, bersama ku..
Dan benarlah Allah menggenapi janjiNya. Hanzhalah syahid. Dan karena jasadnya yang tak sempat bersuci, malaikat memandikannya..
Jadilah ia Hanzhalah: Lelaki yang syahidnya dimandikan oleh malaikat
Itulah kisah selanjutnya.
Hanzhalah, rela ia pergi dari kesenangan utama dunia. tanpa banyak keluh. hanya karena satu ucapan : ini perintah Allah.
Maka sudah. bagi ia, urusannya hanya sampai situ. itu perintah Allah. Maka akan begitu.
Maka baginya Lillaah.. , ini karena Allah..
Ia melompati batas kemanusiawiannya.
Lagi-lagi contoh pembuktian frase syurgawi itu: ketika kau mengatakan, bahwa itu karena Allah..
***********************************************************************************
Ada kisah yang lebih kontemporer lagi.
tentang seorang ustadz yang sudah pergi mendahului kita, Rahmat Abdullah, namanya.
Ayuhai, siapa yang tak tahu kiprah beliau? aktivitas da'wahnya yang melangit, amanahnya yang melejit.; amanah dewan. amanah da'wah, amanah murid, amanah langit.
hampir-hampir tak pernah tercatat kata "istirahat" dalam rekam jejak hidupnya.
Namun siapa sangka di balik itu ia masih sempat meluang waktu untuk membuatkan teh bagi anak-anaknya?
atau pula sempat memberi nama panggilan sayang bagi istrinya?
atau menjadi orang pertama yang mengunjungi rumah baru seorang sahabat yang berjarak ratus meter dari rumahnya; rumah yang bahkan tetangga kanan kiri pun belum sempat bertandang ke sana?
Ia manusia. tentu ia lelah. tubunya lemah.
mungkin di dadanya pernah terbesit keluh. peluh. kesah.
tapi ia tetap bergerak. tetap melangkah. walau mungin telapak telah kapal. tumit telah berdarah.
tapi ia bergerak..
Ia hanya tau, bahwa Allah menyuruhnya begitu. Maka begitu..
Karena yang ia tau hanyalah bahwa Allah, bersama ku..
Maka bagi beliau, semua urusan ini hanya sesederhana itu!
Ia melompati batas kemanusiawiannya.
itu perintah Allah. Maka akan begitu.
Maka baginya Lillaah.. , ini karena Allah..
itulah pembuktian frase syurgawi baginya : ketika kau mengatakan, bahwa itu karena Allah..
*********************************************************************************
Mungkin juga sebuah kisah yang tak pernah terungkap pada kita. Ia tersembunyi. Allah yang menjaganya..
tentang seorang Bapak Tua, pengemudi becak yang tak kalah tua.
materinya miskin, namun hatinya kaya.
semumur hidupnya ia hanya mengenal 2 prinsip: Jangan menyakiti dan hati-hati memberi makan istri.
Maka pantang baginya mematok tarif bagi pelanggan. jika penumpang meminta lima ribu saja, akan ia beri jasanya senominal itu. jika pun penumpang meminta 2 ribu dengan trayek yang sama, ia tidak akan berkata tidak. jasanya akan ia beri untuk 2 ribu itu.
berhati-hati pun membuatnya amat cermat dalam menjemput jalur-jalur rizqinya.
Bagi ia, si Bapak Tua itu, rizqi yang boleh ia suapkan ke perut istrinya, hanyalah dari peluh dan kapal tangan kakinya saja.
tentu bagi di mata kita, hidup si Bapak Tua tidak lah mudah.
Namun bagi si bapak, hidup hanyalah sesederhana itu: memberi, berbagi, shabar, dan syukur
Maka siapa sangka jika dibalik banting tulangnya menjemput rizqi, ia mampu menghafal Al-Qur'an dalam 7 qira'at ?
Maka siapa sangka bahwa dari rahim istri yang hanya ia hidupi dengan rizqi tangannya sendiri, terlahirlah beberapa anak yang cerdas. berpendidikan hingga melebihi sarjana. hapal al-qur'an semua pula. maka, siapa sangka?
Ia miskim materi. namun kaya hati.
baginya, hidup hanya sesederhana itu.
Allah menyuruhnya begitu. Maka begitu..
Karena yang ia tau hanyalah bahwa Allah, bersama ku..
Ia melompati batas kemanusiawiannya.
itu perintah Allah. Maka akan begitu.
Maka baginya Lillaah.. , ini karena Allah..
Dan lagi-lagi, sebuah kisah mengajari betapa tidak mudahnya konsekuensi yang seharusnya kita tunjukkan;
ketika kau mengatakan, bahwa itu karena Allah..
**********************************************************************************
Karena Allah.. ,
mengajari makna dalam keadaan apapun;
ringan atau berat
sedih atau sulit
lapang maupun sempit
suka pun tidak suka
mau apatah tak mau
yang utama hanyalah satu:
Allah menyuruh begitu. Maka begitu..
Karena Allah.. ,
betapa menakjubkannya ia!
membuat seorang Siti Hajar bersedia ditinggal di tanah tandus tak bertuan
membuat Hanzhalah rela memutus kenikmatannya beristrikan bidadari
membuat seorang Rahmat Abdullah tak banyak mengeluh walau banyak amanah menyambanginya
atau tentang si Bapak tua itu,
karena Allah mengajarinya untuk tak menjadi miskin hati..
Karena Allah.. ,
ia membuat kita mampu melewati batas-batas kemanusiawian!
hingga langkah rasanya sayang untuk surut.
hingga lidah pun seakan tertahan untuk mengucap keluh.
Dan hidup pun akan menjadi begitu sederhana!
untuk memaafkan. untuk memberi. untuk berbagi. menahan amarah. menghilangkan benci. untuk bekerja. untuk belajar. berda'wah. berjihad. untuk melakukan segala..
itu perintah Allah. Maka akan begitu.
Maka baginya Lillaah.. , ini karena Allah..
Dan ketika Ini adalah perintah Allah… maka sungguh sekali-kalipun Allah tidak akan menyia-nyiakannya..
Dan saat itulah syahadat kita terbukti: penghambaan, penyerahan diri sepenuh-penuhnya:
"Duhai Allah... Lillaah, ini adalah karenaMU sahaja.."
Roar
1 bulan yang lalu
1 komentar:
ijin share :D
Posting Komentar
Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)