Ketika mereka beranjak dewasa...

"Siapa yang sudah tahu tentang aqil baliiigghhh?" tanya saya dan Pak Rivai di siang itu.

Hampir semua anak mengangguk sambil senyum-senyum "aneh"., terutama yang perempuan. Maklum, di kelas saya perbandingan jenis kelaminnya 20:2, ya 20 laki-laki bersama 2 orang perempuan, ;)

akhir-akhir ini, topik aqil baligh lagi "jor-jor"nya saya dan pak rivai bicarakan di kelas. Bukan apa-apa, mereka sudah kelas 5. Beberapa suaranya sudah mulai berubah. dan beberaoa *ehem* udah mulai lirik-lirik lawan jenis, termasuk ngirim 'surat cinta' yang ga pernah sampai ke tangan penerimanya (karena dikuwel-kuwel sama si pengirim, diselipin dibelakang Al-Qur'an, dan ditemukan oleh pak Rivai. hahahaha :D)

Alhamdulillaah, hampir semua anak sudah paham apa yang jadi indikator bahwa mereka udah aqil baligh: mimpi basah buat lelaki, dan hadi untuk para wanita. Pun kewajiban mandi besar setelahnya mereka juga paham-ini yang bikin saya bangga sama anak SAB-. Setelahnya, kami ajak mereka ke pembahasan yang lebih 'berat': masalah hijab.

Berat disini bukan cuma buat anak-anaknya, tapi juga buat saya dan Pak Rivai sebagai gurunya T_T gimana enggak, setelah aqil baligh, mereka ga boleh lagi salim tangan sama saya (untuk yang lelaki) atau Pak Rivai (untuk yang perempuan). bahkan mereka sepakat mulai ga salim tangan sejak pembahasan kami yang pertama, "buat latihan buuu...", gitu alasan mereka.

Saya nya? ga ga ga relaaaaa.. T_T ternyata yang sudah aqil baligh di kelas saya banyak sekaliii.. hampir separuh kelas.. padahal suara mereka belum berubah, muka mereka masih imut, tingkahnya apalagi. Dan saya udah ga bisa kunyel-kunyel mereka lagi hiks hiks :'(

di SAB itu, hubungan guru dan murid dekat sekali.. seperti orang tua dan anak. ga jarang mereka minta pangku atau nahan tangan saya lama-lama pas salim sambil gerakin bola matanya dengan jenaka. Kadangpun minta bantuan pegangan saat outbond. Oh, I will miss that moment.. dan ini rasanya mellow beneraaaann.. :"(

Lagi-lagi saya belajar, betapa waktu berjalan cepat. dan selamanya anak akan tumbuh tanpa bisa kita hentikan. pertanyaan yang bisa ditelunjukkan adalah, 'Sudah menyiapkan apa untuk mereka?' Ya.. saat aqil baligh sudah dilewati, merekalah penanggung tunggal atas semua perbuatan mereka, 'amal baik dan buruknya. Sedang mereka masih imut sekaliii, dan lucuuu, dan jenakaaa.. Aih, mellow lagi deh..

Ada rasa khawatir yang besar, saat anak-anak-dengan-hafalan-4-juz-ini harus masuk ke masa remaja nya. Anak-anakku yang baik, yang sopan, yang ga pernah mau deketan sama lawan jenis, yang tau harus geser duduk kalo Rifda dan Qinthara masuk kelas, yang selalu nyeplos, 'Bu, di Islam kan ga ada pacaran kan ya bu? ya kan? ya kan?' sampai celetukan 'cerdas' seorang Aldika saat Pak Rivai menjelaskan kategori mahram, "Pak Rivai, berarti kalau aku mau nikah sama Bu Tami, boleh dong?"

cerdas-cerdasku, anak-anakku.. :')

Keep growing up ya, Nak.. tumbuhlah jadi pribadi semurni saat ini. Saat canda kalian adalah permainan seru antar sesama. Saat bertengkar kalian hanyalah satu dua hari saja.

Ibu sayang kalian. selalu. :")


post ini didedikasikan khusus untuk mereka yang ngaku sudah baligh (atopun yang masih ragu-ragu, hehehe..): Arul, Naufal, Gilang, Aldika, Najat, dan Nezar. keep on shining, my boys!

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger