Celah Langit

di detik ini, tak seharusnya saya berada disini.


tapi peduli apa? Aku sungguh sedang rindu pada Rabbku..

Ah ya Rabb, lama tak kusapa Engkau. Terlarut aku dalam keseharian yang -dengan jumawa- kusebut dengan sibuk. Terbenam aku di ritual pagi-malam yang tak jua usai. Terasyik aku dengan pencitraan sana dan sini. Tapi di dalam, ada syak yang tak bisa dibohongi: TanpaMu, aku kosong.. 

Rabbku, maafkan kekusutan jiwa yang tak lagi mudah husnuzhan pada sesama, terlebih padaMu.. ampuni kekelaman hati yang mulai melihat segala sebagai jelaga. Padahal tak jauh beda diri ini dari mereka..

Pekat ku mungkin memang harus Kau ranggas sebegini jauhnya. Sebab ia terlalu gelap. Pongah ku terlalu tinggi hingga mungkin memang harus Kau tebas sesakit ini. Lihat, Rabb, bahkan baru sejauh ini mau ku akui betapa semua mengarti. betapa semua memakna.

Duhai Rabb, papas aku sesakitnya jika memang pada taraf itu jumawaku lumpuh. Ranggas aku sejauhnya jika memang di kadar itu lepas semua sombong-sombongku. Buang jauh sauh ku jika memang di titik itu, runtuh semua citra-citra yang ku umbar di depan mereka. Ya, mereka semua.

Terlampau asyik ku renangi semua ini hingga ku lupa kemana tujuku: syurgaMu.. 
Ah ya, terlalu cerewet tanyaku tentang ini itu takdirMu. Mengapa begini? Mengapa begitu? Mengapa dulu? hingga lancangku berani berlisah: Allah, mengapa aku?

sedang ku tahu tak kan ada yang mampu menjawabnya. Tidak juga kau. mereka. atau aku.

Mungkin memang harus sampai titik ini Kau bawa diriku: Noktah dimana aku benar benar merindu pertemuan denganMu. 

Agar terselesai semua tanyaku. tentang Ayah yang pergi. tentang Kakek-Nenek yang tak jua padam tengkarnya. tentang dia. tentang semua. tentang takdirMu. 

Ya, banyak tanya yang harus kubagi denganMu, Rabb.. Agar tak lagi ku kasihani diri ini. Agar usai keluh kesahku disini. Agar segera selesai urusan dengan diriku sendiri. Agar ada damai-damai yang dapat ku hembus ke sumsum tulang..

Rabb, bukankah ketidakmampuanku berdamai dengan diri sendiri ekuivalen dengan ketidakmampuanku bermanfaat bagi yang lain?

Mungkin sejenak ku harus tuli. bisu. papa sekaligus. hingga hanya hati ini yang menyala, mencoba mengerjap-kibaskan debu-debu yang menggunung. hingga ku tiba di tapal batas keinsyafanku..

Aku tak hendak menggugat takdirMu, Rabb. Sebab inginmulah yang pasti dan suci. Hanya saja aku butuh berdamai dengan diriku sendiri..

Rabb, aku rindu...


Rindu adalah..
ketika syak menaiki kerongkongan. hati dan jiwa mu tak henti bertanya perihal takdir saat ini.
tapi kau rapal ulang selalu kekata Bunda Hajar: Sesungguhnya.., Dia tak kan pernah menyia-nyiakan kami!


Rindu adalah..
saat kau sadari jentik jari, bahkan teriakmu, tak cukup hentak untuk memperbaiki. Dan kau tahu kau lemah.. kau sadar bahwa batas mu hanya pada ikhtiyar.
Hingga setengah sadarmu menggigil dalam ratapan padaNya: Allah, aku butuh bantuanmu..

-Dipertengah Jum'at siang. Sebab jika bukan padaMU, kemana kah sedu sedanku?-

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger