Satu bidadari

Ruangan itu cukup luas. Dindingnya berwarna putih. Ada lemari besar berisi berbagai pakaian bayi. Juga bedak. Susu. Pampers. dan mainan berwarna-warni.

Ah ya, di sana juga berjejer 8 boks bayi. Tiap boks ada penghuninya.

Tempat itu.., Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah.

Awalnya saya, Dzaky, dan 'Aqilla datang ke sana hanya untuk mengantarkan fidyah. Setelah menyerahkan amanah yang dimaksud, si Akang resepsionis justru menyilahkan kami untuk masuk melihat lihat ke dalam,
"Ga mau lihat anak-anaknya, Mbak? Hayuk, kakak ('Aqilla maksudnya) ketemu sama adik-adiknya, sana!"


Dan masuklah kami ke dalam sana.

Ruang yang kami kunjungi adalah ruang bayi 1. Di sana, deskripsi tempat seperti yang sudah saya ceritakan di atas.
Hanya itu? Oh, tentu tidak.. Ada 8 bayi nan manis tengah lelap di sana.

'Aqilla sontak kegirangan melihat "teman-teman"nya. Satu-satu ia tunjuk dan senyumi. Ga beda sama Dzaky. Walaupun ga romantis (masih dibahas, Tam? hihihi), Dzaky ga bisa tahan lihat bayi bayi lucu itu di sana.
Pun saya. bayi-bayi itu sungguh manis! menyenangkan melihat mereka lelap sembari tersenyum damai. Ada satu anak perempuan yang bangun, Keisha namanya. Usianya 1,5 th. Mungkin karna kaget, dia nangis. Tentulah insting ibu-ibu saya teraktivasi. Tiba-tiba saja Keisha sudah ada di dekapan saya.

Iseng, saya tanyakan ke petugas, "Bu, anak-anak disini diantar sama orang tuanya karena ga mampu ya?"
Jawab si Ibu, "Nggak Neng, mereka dari rumah sakit."
"Maksudnya, Bu?" tanya saya lagi.
"Dari rumah sakit. Mereka ditinggal sama orang tuanya di sana.."


Saya gerimis. Saya hujan. Saya badai.

Mungkin pada saat bertemu pertama kali, bayi-bayi kecil itu sungguh tampak damai. Menyenangkan. Meneduhkan. Tawanya syurga. Tatapannya bintang.

Tapi pikir saya tak sampai sana: Anak-anak ini tak berAyah ataupun berBunda..


Saya punya bayi. hingga saya tahu bahwa bayi itu rentan menangis sepanjang malam. bahwa saat menangis mereka butuh pelukan. Tapi dimana Ayah Bunda saat mereka ingin dipeluk?


Saya ga tahan untuk ga nangis di tempat.
Keisha yang ada di dekapan saya bahkan ga mau saya turunkan. Penjaga di sana bilang, bayi-bayi di sini memang begitu. kalau ada pengunjung yang gendong, mereka pasti nangis pas di balikin ke boksnya.

Oh oke, itu cukup menjelaskan. bahwa mereka rindu Ayah Bundanya..

belum tergetar ya?
Bisa bayangin seorang bayi merah usia 2 minggu ga ada orang tuanya? bayi 2 minggu itu cuma bisa tidur di boks dan ga minum ASI?

Saya.. ga.. bisa mau.. bayangin..
itu terlalu sakit untuk dirasa..

Demi Allah, saya ga akan lupa bintang yang berpijar di mata-mata kecil itu.
dan Demi Allah, kelak mereka akan jadi saksi bagi Ayah Bundanya, atas dosa apa mereka ditelantarkan..

Demi Allah, Ayah Bunda mereka akan ditanya!

Ah, Allah.. mudah-mudahan ucap kami yang melangit di ruang itu di siang itu bertemu dengan takdirMu di langit: Izinkan kami bawa satu bidadari ini pulang, ya Rabb.. kerna sebaik-baik rumah ialah yang ada yatim Mu di dalamnya..









¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di Keluarga Hanif!
terimakasih yaa sudah berkunjung.. :)

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger