Akhirnya..

Akhirnya saya resmi RESIGN!
Muahahahaha.. lega rasanya euy.. :)



7 hari sebelum..

"Nyamankah jika diantara kami banyak beda?"
mungkin itulah yang lisanmu tak ucap padaku. Tapi oh, Senyawa.. aku selalu paham kamu.

"Tentu tak! Tapi disanalah kan kau temui, betapa retakmu bertemu dengan retaknya: mencipta satu kepingan puzzle yang sempurna!"
Begitulah yang tak terucap langsung olehku.

"Jika banyak tengkar?"
tanyamu ragu. sedikit takut, barangkali.

Untuk ini aku tersenyum,
"Tak apa! Untuk itulah kalian tertakdir bersama: mengalah bisikan syaithan yang tugasnya memang menghembusi manusia.."


"Seperti ingin meledak..."
seperti itulah status BBM mu akhir-akhir ini. Tidak perlu kaget mengapa ku mengetahuinya. Senyawa, kamu salah satu kontak yang kian ku periksa tiap harinya.

"Biarkan semua beda tetap ada. Lalu, rasakan sensasi jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama!"
Begitu hiburku padamu. Oh, itu bukan sekadar hiburan. aku merasakannya sendiri, serasa apa jatuh cinta yang berulang itu.

"Ya.. mungkin itu yang disebut barakah: jatuh cinta berulang pada insan yang sama.."
Begitu rangkummu atas dialog kita. Senyawa, kamu sudah tahu jawab atas tanyamu kan?


Biar lirik ini bernyanyi untukmu, Senyawaku:
There's no rhyme nor a reason.
it's just a sense of completion..
(I Know I Loved You Before I Met You)



Hey Senyawa,
aku cinta kamu!
Barakah senantiasa ya!
^_^

Antara ITB dan UI ;)




Apa definisi sahabat?


Ya, saya biarkan 4 orang ini menjawabnya. =)

Menikah dengan Dzaky, di tengah segala pusingnya, hahaha, kenal dengan banyak anak ITB jadi salah satu kesenangan tersendiri. Sebagai anak kampus UI yang terbiasa dengan intrik politik sana-sini (bukan gw! bukan gw!), bisa merasakan atmosfer ITB itu pengalaman yang unik. Di sini adem (udaranya)  dan adem (gejolak kampusnya). Entah kenapa ya, saya ngerasa lebih nyaman ada di ITB daripada di UI. Apa karena disini banyak cowoknya? Hahahaha, mengerikan -_-"


Oke, kembali lagi ke 4 orang di atas (selain Dzaky, 'Aqila, dan saya). Mereka orang-orang yang saya kenal lewat Dzaky. Lalu, entah bagaimana celetuk-gumam kami mengalir begitu saja. Foto itu diambil saat acara arak-arakan wisuda ITB. Acara pasca wisuda, dimana para wisudawan (iyee, banyakan cowoknya jadi gw sebut wisudawan aja, hehehe) dikasih acara khusus sama masing-masing himpunan. terus mereka perform di area terbuka kampus. Unik dan seru. Saya sudah nonton 3x wisuda dan ga ada bosennya sampai terkahir kemarin. Sepertinya 'Aqila akan saya minta kuliah di ITB aja ;)


Dan tentang foto di atas, entah kenapa bikin saya inget dengan film ini:



Film lucu yang selalu bikin saya dan Dzaky ngakak ('Aqilla diumpetin sama si Uwak karna film ini banyak 17+ nya, hehehe). Sayang, susah nyari foto HIMY yang posisinya persis kayak foto di atas. Tapi lumayan-lumayan miriplah... Anggap saja foto pertama sebagai HIMY versi Marshall dan Lily sudah berputri, hehehe.. Tapi mungkin juga terasa mirip sebab bertemu keempat orang itu selalu membuat saya bahagia.

Baiklah, karena hujan sudah turun. Saya mau pulang k rumah dulu.
Intinya, senang sekali bisa berteman dengan anak-anak ITB yang minim intrik, baik hati, dan tidak sombong.
Mungkin postulat ini memang benar: Saya jatuh cinta pada ITB, lebih dari UI (tolong jangan digeneralisir ke kisah cinta saya, please..) ;)

Celah Langit

di detik ini, tak seharusnya saya berada disini.


tapi peduli apa? Aku sungguh sedang rindu pada Rabbku..

Ah ya Rabb, lama tak kusapa Engkau. Terlarut aku dalam keseharian yang -dengan jumawa- kusebut dengan sibuk. Terbenam aku di ritual pagi-malam yang tak jua usai. Terasyik aku dengan pencitraan sana dan sini. Tapi di dalam, ada syak yang tak bisa dibohongi: TanpaMu, aku kosong.. 

Rabbku, maafkan kekusutan jiwa yang tak lagi mudah husnuzhan pada sesama, terlebih padaMu.. ampuni kekelaman hati yang mulai melihat segala sebagai jelaga. Padahal tak jauh beda diri ini dari mereka..

Pekat ku mungkin memang harus Kau ranggas sebegini jauhnya. Sebab ia terlalu gelap. Pongah ku terlalu tinggi hingga mungkin memang harus Kau tebas sesakit ini. Lihat, Rabb, bahkan baru sejauh ini mau ku akui betapa semua mengarti. betapa semua memakna.

Duhai Rabb, papas aku sesakitnya jika memang pada taraf itu jumawaku lumpuh. Ranggas aku sejauhnya jika memang di kadar itu lepas semua sombong-sombongku. Buang jauh sauh ku jika memang di titik itu, runtuh semua citra-citra yang ku umbar di depan mereka. Ya, mereka semua.

Terlampau asyik ku renangi semua ini hingga ku lupa kemana tujuku: syurgaMu.. 
Ah ya, terlalu cerewet tanyaku tentang ini itu takdirMu. Mengapa begini? Mengapa begitu? Mengapa dulu? hingga lancangku berani berlisah: Allah, mengapa aku?

sedang ku tahu tak kan ada yang mampu menjawabnya. Tidak juga kau. mereka. atau aku.

Mungkin memang harus sampai titik ini Kau bawa diriku: Noktah dimana aku benar benar merindu pertemuan denganMu. 

Agar terselesai semua tanyaku. tentang Ayah yang pergi. tentang Kakek-Nenek yang tak jua padam tengkarnya. tentang dia. tentang semua. tentang takdirMu. 

Ya, banyak tanya yang harus kubagi denganMu, Rabb.. Agar tak lagi ku kasihani diri ini. Agar usai keluh kesahku disini. Agar segera selesai urusan dengan diriku sendiri. Agar ada damai-damai yang dapat ku hembus ke sumsum tulang..

Rabb, bukankah ketidakmampuanku berdamai dengan diri sendiri ekuivalen dengan ketidakmampuanku bermanfaat bagi yang lain?

Mungkin sejenak ku harus tuli. bisu. papa sekaligus. hingga hanya hati ini yang menyala, mencoba mengerjap-kibaskan debu-debu yang menggunung. hingga ku tiba di tapal batas keinsyafanku..

Aku tak hendak menggugat takdirMu, Rabb. Sebab inginmulah yang pasti dan suci. Hanya saja aku butuh berdamai dengan diriku sendiri..

Rabb, aku rindu...


Rindu adalah..
ketika syak menaiki kerongkongan. hati dan jiwa mu tak henti bertanya perihal takdir saat ini.
tapi kau rapal ulang selalu kekata Bunda Hajar: Sesungguhnya.., Dia tak kan pernah menyia-nyiakan kami!


Rindu adalah..
saat kau sadari jentik jari, bahkan teriakmu, tak cukup hentak untuk memperbaiki. Dan kau tahu kau lemah.. kau sadar bahwa batas mu hanya pada ikhtiyar.
Hingga setengah sadarmu menggigil dalam ratapan padaNya: Allah, aku butuh bantuanmu..

-Dipertengah Jum'at siang. Sebab jika bukan padaMU, kemana kah sedu sedanku?-

Selalu ada Yang Maha Baik

Selalu ada Allah Yang Maha Baik di segala cuaca...


hampir-hampir saya lupa slogan blog sendiri akhir-akhir ini.
Tetapi sungguh Ia yang paling paham bagaimana mesti menyemangati hambaNya..

Ah Allah, lumpuh aku karena kagumku. karena rasa terima kasihku...


Terimakasih Allah. terimakasih.

Sesungguhnya bersamaMu, tiada kan pernah jalan buntu... :')

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger