panggilan sayang?

Suatu siang ketika si kecil sedang lelap..


B : "Bhiii."

A : "Hmmm..."

B : "Bhi! Dengerin ga siiii?"

A : "Iyaaa. kenapeee?"

B : (merengut) "Kenapa sih ga pernah panggil aku Sayang? atau panggilan sayang lain gitu?"

A : "Ampuuun.. nanya nya itu lagi.. Dek.. Dek.."

B : "Abis, aku baca blog-blog ituu.. para suami manggil Yang-Yang gitu sama istrinya. atau panggilan sayang lain gitu, kek.." (manyun)

A : "Aku kan punya panggilan sayang ke kamu lagi.."

B : "Apa? mana cooobaaa?"

A : "Dedek. Nah, aku manggil kamu kan selalu pake itu."

B : (berpikir pelan. Ah ya, suami ku memang ga pernah manggil "Bunda" kalo cuma lagi berdua)
     "Jadi itu panggilan sayang?"

A : (beringsut menatap mata sang istri). "Iyaaa.. itu panggilan sayang aku ke kamu, Dek.."



Untuk pengakuan setelah 2 tahun lamanya, Cinta..
makasih ya, Lelaki Penyabar ku :*





2 tahun kami

Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang rutin mengecup kening saya setiap hari. atau memanggil saya "Sayang". atau memeluk saya sebelum berangkat.
tetapi lelaki yang sama itu, belum pernah sekalipun membentak saya sejak awal pernikahan.


Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang memberi saya hadiah di saat-saat istimewa. Kado ulang tahun? saya belum pernah diberinya. sama sekali.
tetapi lelaki yang sama itu, tidak memejamkan mata ketika jarum jam bergerak dari tanggal 19 menuju 20 Juni, untuk setelahnya menjadi orang pertama yang mengulas senyum di fase usia baru saya.


Suami saya..
Dia adalah lekaki yang sering "berkomentar" saat saya belanja baju (lagi). mengingatkan saya untuk menahan diri: hal yang sangat jarang saya lakukan saat belum menikah.
tetapi lelaki yang sama itu, jarang sekali membeli baju untuk dirinya sendiri. Saya bahkan bisa menghitungnya dengan jari.


Suami saya..
Dia adalah lelaki yang membuat saya harus menawar saat belanja. berhemat agar kami bisa cukup makan sebulan ke depan.
tetapi lelaki yang sama itu, selalu menyempatkan diri mengajak saya menghibur diri: entah menonton ataupun sekadar jalan-jalan ke Salman.


Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang selalu menawarkan bantuan untuk memegang anak ketika sang Ibu punya urusan. dia akan baru bergerak saat si anak mulai menangis.
tetapi lelaki yang sama itu, membatalkan agenda nya hanya karna Istri nya terlambat bangun untuk masak, sedang si anak merengek minta digendong. dia lelaki yang ketika saya bertanya meninggi, "Kenapa ga pergi hari ini?"; hanya menjawab, "Habis kamu minta aku pegang 'Qilla, aku ga tega lah pergi.."


Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang mendatangi saya dengan pekerjaan tetap, rumah layak, kendaraan lengkap, dan dompet tebal.
tetapi lelaki yang sama itu, selalu mengajak saya melejitkan mimpi kami akan kebebasan finansial beberapa tahun mendatang. Lelaki yang memutus untuk merintis bisnis sendiri, agar senantiasa memiliki waktu buat anak istri.


Suami saya..
Dia memang lelaki yang seringkali terlihat kurang di mata saya. Lelaki yang sering sekali saya kritik ke-alpaan-nya. Saya komentari keminusannya.
tetapi lelaki yang sama itu, tidak pernah mengeluh tentang keburukan saya baik di depan orang lain maupun langsung di depan saya.


Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang pandai memuji.
tetapi lelaki yang sama itu, selalu menghargai apa yang saya masak. jika suka, ia memakannya. jika tak suka, cukup ia tinggalkan.


Suami saya..
Dia memang bukan lelaki yang selalu membawa buah tangan untuk para mertua dan orang tua.
tetapi lelaki yang sama itu..., ah.. saya sungguh tahu birrul walidain nya. Itu yang membuat saja jatuh cinta berjuta kali padanya.


Suami saya..
Dia memang lelaki yang masih harus di bangunkan berkali-kali saat adzan shubuh bertalu.
tetapi lelaki yang sama itu, adalah lelaki yang lisannya jauh dari mengomentari perilaku orang lain.

Suami saya,
adalah cinta pertama yang melingkupi saya dengan kesakralan, saat yang lainnya hanya mampu menawarkan kenikmatan.


Suami saya,
memang tak selalu tampak indah di pandangan saya. 
tetapi saya sadari, pun begitu adanya saya di penglihatannya.

kelak, ketika kau tanya padaku 
"Kenapa cinta sama A'a?"
maka semoga imanku menjawab,
"Karena Allah mewajibkan istri untuk mencintai suaminya.."

Sebab hanya alasan itu lah,
yang akan membuat baktiku tak berubah 
di segala cuaca rumah tangga kita
sebab Allah selalu ada
sebagai alasan dari semua cinta..

dan di 18 Juli 2011 ini, saya kembali luruh.. 
bukankah memang Allah sebaik-baik tempat bergantung?



Di atas langit

Untuk segala sesuatu yang terhembus di bumi, yang tiap detik selalu dalam awasanNya,

Allah, bantu saya untuk menggantungkan hati ini ke langit, senantiasa..


karena sungguh, tak pernah ada yang salah dengan takdirNya. sebagaimana tak pernah ada yang salah dengan apa yang terjadi saat ini: jalan yang kita ambil, berikut tikungan curam yang jua kita papasi.

Tugas kita memang hanya itu: Bersungguh dalam usaha, dan Memelihara prasangka baik padaNya.

Hey, bukankah selalu ada Allah yang Maha Baik dalam segala cuaca?






air mata rindu ini pun jatuh. Allah.. gantungkan hatiku di langit selalu..

Search

 

Followers

Rumah Bahagia ^__^ Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger